Surabaya – Meskipun dibayangi krisis di Amerika dan perang Rusia-Ukraina, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) tetap yakin penjualannya tahun ini akan tumbuh 25 persen dari tahun lalu. Selain fokus memperbesar pasar di Amerika juga ekspansi menggarap market di Eropa.
Menurut Wang Sutrisno, Direktur PT Integra Indocabinet Tbk, hingga saat ini pasar di Amerika masih berpeluang untuk terus dikembangkan. Sebab masih banyak celah yang bisa digarap di negeri Pama Sam tersebut.
Pasalnya, sejauh ini produk furniture dan building component asal Indonesia yang masuk ke Amerika hanya sekitar 5 persen dari total pasar yang ada. Hal ini kalah jauh dengan Vietnam yang sudah berhasil mensupplay market furniture di Amerika hingga 34 persen.
“Karena itu, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar mengisi market di Amerika. Saingan kita saat ini hanya Vietnam. Sebab China sudah sulit masuk kesana akibat perang dagang. Ini kesempatan. Indonesia memiliki sumber bahan baku yang melimpah,” kata Wang Sutrisno saat public expose secara online, Jumat (15/7).
Dijelaskan, saat ini pasar di Amerika memang sedikit menurun. Hal ini karena laju inflasi yang cukuip tinggi dan kenaikan suku bunga perbankan. Sehingga pasar properti juga mengalami penurunan. Imbasnya pasar furniture dan building component juga ikut menurun.
Namun begitu, pihaknya tetap yakin, tahun 2022 mampu menggenjot penjualan terutama ekspor ke Amerika. Sebab masih banyak celah market yang bisa digarap. Dan selama ini ekspor ke Amerika masih cukup menjanjikan.
Terbukti pada tahun 2021, penjualan perseroan mencapai Rp 5,4 triliun naik 84,9 persen dari tahun 2020 yang sebesar Rp 2,9 triliun. Dari jumlah tersebut sekitar 91,4 persen atau Rp 5,1 triliun berasal dari ekspor ke Amerika.
Penjualan ekspor emiten berkode WOOD ini naik signifikan karena terdorong penjualan building component yang naik cukup tinggi 196,5 persen dari tahun 2020 dengan nilai Rp 3,47 triliun. Sedangkan penjualan furniture naik 34 persen dari Rp 1,2 triliun (2020) menjadi Rp 1,6 triliun tahun 2021.
Sementara pasar domestik tahun lalu kontribusinya sangat kecil dengan nilai Rp 170 miliar dimana furniture berkontribusi Rp 112,9 miliar dan building component Rp 57,3 miliar. Sedangkan forestry berkontribusi sebesar Rp 92,2 miliar.
“Tahun ini memang penjualan segmen building component naik luar biasa sehingga komposisinya lebih besar daripada furniture yang biasanya lebih tinggi. Dan Amerika masih market yang terbesar buat kami,” tambah Wang Sutrisno.
Soal target tahun ini, dia mengaku sangat yakin akan mencapai pertumbuhan 25 persen. Meskipun diakui saat ini pasar di Amerika mengalami tekanan luar biasa. Namun biasanya pasar akan kembali pulih saat memasuki semester kedua hingga akhir tahun nanti.
Selaa kuartal pertama tahun 2022 (Q1/2022), pihaknya berhasil meraih transaksi penjualan sebesar Rp 1,975 triliun. Jumlah tersebut naik signifikan 116,6 persen dari periode yang sama tahun 2021 dimana perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 912 miliar.
Dari nilai transaksi, dari ekspor memberikan kontribusi 96,2 persen dengan nilai Rp 1,9 triliun naik signifikan dari tahun Q1/2021 senilai Rp 886,5 miliar. Ekspor building component berkontribusi Rp 1,44 triliun. Sedangkan furniture memberikan kontribusi Rp 459,8 miliar.
Sementara itu, pasar domestic selama Q1 tahun 2022, hanya sebesar Rp 40,6 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor furniture berkontribusi Rp 12,7 miliar. Sedangkan ekspor building component mencapai Rp 27,9 miliar. Sementara dari forestry senilai Rp 34,8 miliar.
Dia yakin target growth 25 persen tahun ini akan tercapai dengan baik. Selain fokus menggarap market di Amerika, pihaknya juga mulai gencar melakukan penjajakan di pasar Eropa. Hal ini karena Rusia sama sekali tidak bisa ekspor furniture ke Eropa akibat perang dengan Ukraina.
“Ini peluang dan sekaligus challenge. Kami terus melakukan penjajakan untuk membuka pasar di Eropa. Selalu ada blessing ditengah ketidakpastian situasi pasar global saat ini,” pungkas Wang Sutrsino. (ris)