Surabaya – PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI merilis data kinerja sampai dengan Kuartal III tahun 2021. Ditengah ekonomi nasional yang masih landai, sampai dengan Kuartal III 2021 BUMN ini berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang positif.
Dalam keterangannya kepada media, sampai dengan Kuartal III 2021 KBI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 55,49 persen (yoy), dari Rp 45,6 miliar di Q3/2020 menjadi Rp 70,9 miliar. Sedangkan dari sisi laba operasional, sampai dengan Q3/2021, KBI mencatatkan laba operasional sebesar Rp 80,4 miliar meningkat 34.03 % (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yaitu sebesar Rp 60 Miliar.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengatakan, berbagai upaya telah kami lakukan agar korporasi tetap tumbuh, baik dengan transformasi bisnis, peningkatan pelayanan, serta tentunya inovasi dengan mengeluarkan inisiasi bisnis baru. Sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas serta Sistem Resi Gudang, memiliki potensi besar untuk terus tumbuh.
Salah satu inisiasi bisnis baru yang dijalankan KBI di tahun 2021 ini adalah perannya sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi di Pasar Fisik Timah Dalam Negeri, yang mulai berjalan sejak bulan Maret 2021. Sampai dengan bulan September 2021, transaksi perdagangan Pasar Fisik Timah Dalam Negeri di Bursa Berjangka Jakarta ini mencapai 1.480 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp 647,9 Miliar.
“Kedepan, KBI akan terus mengembangkan bisnis baru diluar yang sekarang sudah berjalan. Salah satu inisiasi bisnis yang kami targetkan berjalan di Kuartal IV 2021 adalah Pasar Fisik Emas Digital, dimana KBI akan berperan sebagai Lembaga Kliring atas transaksi Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka Jakarta,” kata Fajar Wibhiyadi, Jumat (8/10).
Secara infrastruktur dan teknologi, kami sudah siap 100%, dan ijin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) juga telah kami peroleh beberapa waktu lalu. Selain itu, KBI juga sudah siap sebagai Lembaga Kliring untuk perdagangan asset kripto.
“Terkait sebagai Lembaga Kliring Aset Kripto, KBI sudah siap 100% baik dari segi permodalan maupun infrastrukturnya. Sebagai lembaga kliring di perdagangan asset kripto, peran KBI meliputi penyelesaian keuangan, fungsi delivery versus payment, pengawasan integritas keuangan, fungsi suspend, rekomendasi sistem dan anggota”. ungkap Fajar Wibhiyadi.
Catatan laba positif KBI ini justru berada ditengah ekonomi nasional yang belum sepenuhnya pulih. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 berada di kisaran 3,7% – 4,5% (yoy).
Sedangkan untuk Kuartal III 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan terkoreksi dari prediksi 4% – 5,7% (yoy) menjadi 4% – 5% (yoy). Senada dengan pemerintah, Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 ada di angka 3,7% (yoy), atau lebih rendah 0,7% dari proyeksi sebelumnya yaitu sebesar 4,4% (yoy). (ris)