Gelar Kelas Pintar, Kredit Pintar Ajak UMKM di Surabaya Kembangkan Bisnis

Surabaya – Akibat pandemi Covid-19 banyak yang mengalami imbasnya. Mulai dari kehilangan pekerjaan, usaha gulung tikar, bahkan ada yang bangkrut. Meski demikian, ada pula yang berhasil memanfaatkan peluang di tengah pandemi.

Salah satunya adalah Irawan Prasetyo, Founder Mambu Suroboyoan, brand lokal Surabaya yang menjual kaus dengan konsep desain berbau Suroboyoan, mengangkat budaya Parikan – Pantun khas Jawa Timur.
Irawan merasakan apa yang dialami kebanyakan orang-orang di masa pandemi. Omset usaha kausnya menurun drastis. Omset yang sebelumnya rata-rata Rp 7-12 juta per bulan, bahkan sampai Rp 25 juta. Namun begitu pandemi turun menjadi Rp 3-5 juta perbulan.

“Rekor terburuk kami pernah hanya mendapat Rp 500 ribu di bulan Februari 2021 ,” ungkap Irawan pada saat sharing session bersama pelaku UMKM dalam acara Kelas Pintar Bersama Cari Cuan yang diinisiasi oleh Kredit Pintar, Jumat (20/5).


Kondisi tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Irawan terus menjalankan usaha kaus Mambu Suroboyoan yang kerap dicari turis sebagai cenderamata khas Surabaya. Justru ia melihat kondisi sebagai peluang. Karena belum ada produk asli lokal Surabaya yang berkonsep seperti Mambu Suroboyoan.

Ia pun nekat menjual mobilnya sebagai tambahan modal usaha. Berbagai promosi dan kolaborasi pun dilakukannya melalui media sosial Instagram @kaosmambu . Perlahan mulai muncul titik terang. Permintaan kaus kembali datang. Stock kaus yang menumpuk di gudang pun pada akhirnya habis terjual.

Puji Sukaryadi, Brand Supervisor Kredit Pintar mengatakan, pelaku UMKM seperti Irawan inilah yang kemudian membuat UMKM menjadi sektor yang mendapat perhatian khusus dari Pemerintah karena turut mendorong dan berkontribusi dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Sebagai pihak swasta yang mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional, membuka peluang seluas-luasnya bagi para pelaku UMKM yang membutuhkan pemodalan,” ujar Puji Sukaryadi.
Dijelaskan, Kelas Pintar Bersama merupakan persembahan Kredit Pintar untuk merangkul dan mengedukasi komunitas guna meningkatkan literasi keuangan serta pemberdayaan UMKM. Dalam Kelas Pintar Bersama, Kredit Pintar juga mengajak para pembicara tamu sesuai dengan expertnya masing-masing untuk turut berpartisipasi dan berbagi tips-tips yang bermanfaat bagi para UMKM.
Sementara itu, Satria Putera – Offline Sales Associate Director Kredit Pintar, menambahkan, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Sebab itu, Surabaya merupakan sentral perekonomian di Jawa Timur. Surabaya sebagai pasar yang sangat potensial dan diperhitungkan untuk dikembangkan secara serius dan berkelanjutan.
Dia berharap melalui kegiatan ini masyarakat kota Surabaya dapat mengenal lebih baik produk Kredit Pintar dan memanfaatkan secara positif baik untuk keperluan pribadi ataupun keperluan usaha mereka. Sehingga Kredit Pintar juga dapat berpartisipasi aktif dalam menumbuhkan ekonomi kerakyatan di Surabaya.
Hingga saat ini Kredit Pintar telah menyalurkan total pinjaman lebih dari Rp 27 triliun dimana sekitar setengah nasabahnya, meminjam uang untuk tujuan modal usaha kecil
atau pendidikan. Total peminjam sejak Kredit Pintar didirikan berjumlah 7.856.629 nasabah.
“Sebagai inspirasi atau ide bisnis bagi Anda yang ingin memulai usaha, melalui program Pintar Bersama Cari Cuan, Kredit Pintar memberikan beberapa inspirasi serta tips & trik yang dapat diakses di: https://bit.ly/1001Cuan,”. kata Satria Putera.

Willy Apriando, Head of Marketing Kredit Pintar menambahkan, secara digital, Kredit Pintar sudah diakses di seluruh wilayah Indonesia lewat aplikasi yang bisa diunduh di android. Namun secara offline memang masih terbatas karena adanya pandemic selama dua tahun.

Lewat kegiatan offline, pihaknya tidak hanya mengenalkan Kredit Pintar namun juga mengajarkan literasi keuangan  dan memberikan ide-ide bisnis pada pelaku UMKM sehingga usaha mereka bisa semakin berkembang.

“Kami akui sentiment negatif terhadap pinjol masih ada di masyarakat. Kami tidak hanya menawarkan pinjaman tapi juga memberikan literasi keuangan, memberikan inspirasi bisnis pada UMKM. Bagaimana memilih pinjaman yang baik. Kami juga tercatat di OJK jadi legal,” ujarnya.

Dia yakin, dengan kelas offline yang diadakan akan memberikan banyak manfaat bagi pelaku UMKM. Mereka bisa sharing tentang berbagai problem yang terkait dengan usaha mereka. Pihaknya berusaha memberikan solusi yang tepat dan baik. Bahkan kedepan pihaknya ingin membangun komunitas bisnis UMKM di Surabaya seperti yang sudah dilakukan di Jakarta.

“Lewat komunitas nanti kami bisa melakukan banyak aktivitas positif. Saat ini plafon kredit kami Rp 20 juta. Namun untuk mereka yang sudah beberapa ngajukan kredit tentu rekordnya ada. Yang bagus plafon kreditnya bisa lebih besar lagi,” pungkas Willy Apriando. (ris)