SURABAYA – Kalangan pelaku Industri asuransi tetap optimis tahun ini tetap akan tumbuh double digit meskipun kondisi ekonomi masih melambat. Namun diperlukan kerja ekstra terutama untuk memberikan pendidikan pada masyarakat agar semakin mengerti manfaatnya asuransi.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dadang Sukresna mengatakan, sebenarnya saat ini kondisi market asuransi di Indonesia masih bagus. Namun peran agen harus dioptimalkan lagi sehingga kontribusinya juga meningkat.
secara umum market asuransi di Indonesia masih cukup bagus. Hal ini terlihat dari data semester pertama 2019 yang tumbuh double digit dengan nilai Rp 40 triliun.
“Potensi marketnya masih cukup besar. Semester pertama tahun 2019 masih tumbuh double digit dengan nilai Rp 40 triliun,” kata Dadang Sukresna kemarin di sela acara deklarasi Ahli Agen Asuransi Umum Indonesia (A3UI) di Shangrila Hotel Surabaya.
Menurutnya, peran para agen asuransi umum hingga saat ini masih belum maksimal. Kontribusinya terhadap nilai premi secara nasional sekitar 13 persen. Sedangkan broker dan direct masing-masing 30 persen. Sisanya kontribusi dari bancassurance, leasing dan tele marketing.
Karena itu kedepan peran agen asuransi harus semakin dioptimalkan. Selain itu agen juga harus lolos sertfikasi agar kompetensi dan pengetahuan mereka terstandard sama dengan para broker. Saat ini di Indonesia baru 6.800 agen yang sudah memiliki sertifikat.
“Penetrasi asuransi di Indonesia masih kalah dengan Singapura yangs mencapai 7,39 persen. Sementara di Thailand 5,47 persen. Sedangkan di Indonesia masih 2.85 persen. Memang sedikit lebih tinggi dari Malaysia yang masih 2,51 persen,” ujar Dadang.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jatim, Heru Cahyono menambahkan, peran industri asuransi sangat penting untuk menggerakan roda perekonomian di Jatim. Sebab dana dari masyarakat bisa dikelolah dalam berbagai instrumen bisnis seperti saham dan obligasi.
Hal ini akan membuat perekonomian baik di pusat maupun di daerah tersu bergerak. Apalagi, di Jatim pertumbuhan ekonominya sellau diatas pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga peran asuransi akan semakin menarik.
“Memang kondisi perekonomian juga ikut mempengaruhi pertumbuhan bisnis asuransi. Tapi secara umum tahun ini masih bagus. Triwulan pertama 2019, total premi di Jatim mencapai 5-6 persen dari premi nasional. Kami yakin premi di Jatim bisa tumbuh 12-15 persen tahun ini,” tandasnya.
Baidi Montana, ketua umum Ahli Agen Asuransi Umum Indonesia (A3UI) mengatakan, wadah ini dibentuk untuk mendukung agen asuransi umum dalam mengembangkan keahlian dan profesionalisme.
“Kami ingin A3UI bisa meningkatkan penetrasi baik kualitas maupun kuantitas industry asuransi di Indonesia. Sehingga kedepan akan berdampak untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Baidi Montana. (gun)