Harga Jual Kertas Turun, Suparma Tahun 2023 Optimis Capai Penjualan 2,6 Triliun

Surabaya, BisnisJatim.Id –  Meskipun dibayangi penurunan harga yang signifikan, namun PT Suparma Tbk tetap optimis tahun ini mampu meraih penjualan sebesar Rp 2,6 triliun. Untuk itu sisa waktu dua bulan aka dimanfaat maksimal untuk menggenjot penjualannya.

Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk, menjelaskan, hingga kuartal tiga (Q3) tahun 2023 penjualannya memang menurun. Hal ini disebabkan adanya penurunan harga jual kertas yang signfikan yakni 18,5 persen sehingga pendapatan perseroan juga ikut menurun.

Higga 30 September 2023, emiten dengan kode SPMA ini mencatat penjualan sebesar penjualan sebesar Rp 1,9 triliun atau turun 17 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,3 triliun.Jumlah tersebut juga setara dengan 75,1 persen dari target penjualan tahun 2023 sebesar Rp 2,6 triliun.

“Penurunan tersebut disebabkan karena turunnya harga jual kertas baik dipasar global maupun pasar domestik yakni sebesar 18,5 persen. Sedangkan penjualan hingga 31 Oktober 2023 mencapai Rp 2,1 triliun atau setara dengan 83,7 persen dari target tahunan. Kami yakin tahun ini target penjualan sebesar 2,6 triliun akan tercapai,” ujar Hendro Luhur saat public expose virtual, Senin (20/11).

OPTIMIS CAPAI TARGET: Dari kiri: Alberta Angela, Hendro Luhur, Subiantara dan Buyung Oktovian menunjukan beberapa produk unggulan perseroan usai public expose virtual. (dok)

Produksi kerta  tahun ini juga menurun 1,6 persen dari semula 165.960 MT menjadi 163.248 MT hingga 30 September 2023. Jumlah tersebut setara dengan 74,2 persen dari target produksi kertas tahun ini sebesar 220.000 MT.

Sementara pencapaian produksi kertas hingga 31 Oktober 2023 sebesar 181.907 MT atau setara dengan 82,7 persen dari targret produksi kertas tahun ini.

Secara kuantitas jumlah kertas yang terjual, hingga 30 September 2023 sebanyak 156.995 metric ton (MT) naik tipis 2 persen dari tahun lalu sebanyak 153.992 menjadi 156.995 MT tahun ini periode yang sama.  Pencapaian ini setara dengan 74,8 persen dari target kuantitas penjualan kertas tahun 2023 sebesar 210.000 MT.

“Hingga Oktober tahun ini kuantitas penjualan kertas mencapai 177.546 MT setara dengan 84,5 persen dari target tahun ini. Kami optimis target akan tercapai,” tandas Hendro.

Bagaimana prospek tahun 2024. Dia mengaku masih  optimis. Meskipun tahun 2024 ada gelaran Pemilu, namun pihaknya tetap optimis penjualan akan tumbuh 15 persen dari tahun ini. Selain kondisi ekonomi tetap akan bertumbuh juga selama ini Pemilu tidak ada pengaruh negatifnya terhadap industry kertas.

“Kami optimis tahun 2024 target pertumbuhan 15 persen dengan nilai Rp 3 triliun akan tercapai. Sementara  quantity penjualan kertasnya akan tumbuh 25 persen setelah beroperasinya PM 10,” ujarnya.

Terkait belanja modal, pihaknya tahun depan akan belanja modal  USD 10 juta yang akan digunakan untuk membeli mesin boiler baru. Dia yakin dengan adanya mesin baru ini kinerja kedepan akan dapat dipacu lebih baik lagi. Sebab mesin steam boiler ini jauh lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Seluruh dana kami ambil dari kas internal (self financing).  Mesin ini juga lebih ramah lingkungan karena  penggunaan batubara 60 persen lebih rendah daripada mesin sebelumnya. Sisanya menggunakan sludge, limbah plastic dan kayu untuk diubah menjadi energy panas,” pungkas Hendro Luhur. BJ9