Surabaya, BisnisJatim.Id – Meskipun ekonomi 2024 masih dibayangi kondisi global yang belum stabil, namun PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tetap optimis tahun ini penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) akan tumbuh double digit.
Nixon L.P. Napitupulu, Presiden Direktur BTN mengatakan, pihaknya sangat yakin tahun ini penyaluran KPR akan tetap tumbuh. Hal ini didorong adanya stimulus dari pemerintah berupa free PPN untuk rumah hingga harga Rp 5 miliar.
Selain itu juga dipengaruhi adanya bantuan dari pemerintah berupa biaya pembelian rumah sebesar Rp 4 juta. Sehingga masyarakat semakin tertarik untuk membeli rumah. Dan yang terakhir adanya bunga KPR bersubsidi sehingga cicilan semakin ringan.
“Stimulus ini yang menyebabkan penjualan rumah tahun lalu dan tahun ini tumbuh 11-12 persen. Ini angka tertinggi setelah Covid. Biasanya single digit. Namun tahun lalu dan tahun ini double digit,” kata Nixon disela acara BTN Prioritas Economic Outlook 2024 di Westin Hotel, Surabaya, Selasa (30/1).
Dia mengaku, BTN yang selama ini fokus untuk pembiayaan rumah baik rumah bersubsidi maupun rumah komersial sejauh ini masih bagus. Belum ada kendala yang berarti. Kalaupun ada tantangan itu lebih banyak di suku bunga. Namun tahun ini, suku bunga diperkirakan akan turun pada semester II/2024.
Hal ini secara tidak langsung akan menaikan penjualan rumah. Sebab dengan suku bunga turun maka cicilan juga akan turun. Dan daya beli masyarakat akan meningkat. Tantangan lainnya adalah material impor.
Namun selama ini hampir 90 persen pembiayaan BTN untuk rumah sederhana, maka material impornya hampir tidak ada. Kalaupun ada itu hanya kecil sekali. Hanya pada komponen Listrik. Sementara komponen lainya dari lokal.
“Kami yakin penjualan rumah tetap akan tumbuh. Semester I memang belum take up. Baru pada semester II akan take up. Hal ini karena masih adanya challenge geo politik. Perang ukraina. Situasi laut merah yang makin seru dan juga hubungan ekonomi Tiongkok-Amerika. Inflasi turunnya juga pelan,” tambahnya.
Penyaluran kredit KPR tahun ini diperkirakan mencapai Rp 100 triliun, tumbuh 11-12 persen dari tahun lalu. Sementara untuk kredit keseluruhan BTN diperkirakan akan tumbuh skeitar 11,87 persen dari tahun lalu.
Sementara penyerapan dana pihak ketiga (DPK) tahun lalu tumbuh 8,7 persen seiring pertumbuhan market 3,4 persen. Dan tahun ini pihaknya semakin yakin akan tumbuh double digit 10-11 persen.
“Jatim tetap akan berkontribusi nomer 2 setelah Jabar yakni sekitar 25 persen terhadap penyaluran kredit BTN. Yang paling besar kebutuhanya ada di daerah Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto. Hal ini juga didorong angka orang kawin (menikah) di Jatim yang masih tinggi. Sehingga kebutuhan rumah juga tinggi,” pungkas Nixon. BJ1