JAKARTA-Kementerian Pariwisata Indonesia-Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 DPP) melakukan rangkaian kegiatan promosi pariwisata Indonesia ke tiga negara yaitu Korea, China dan Jepang pada pertengahan hingga akhir November 2018 lalu.
Kegiatan promosi tersebut disinergikan dengan beberapa kegiatan lain termasuk Economic Forum 2018 yang digagas oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul dengan tema “Seizing Opportunity in Trade and Investment” serta China International Travel Mart di Shanghai pada 16-18 November 2018 lalu.
Para pembicara dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Seoul antara lain Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP dan Raden Supardi, Wakil Ketua ASITA Lombok. Hadir pula perwakilan dari Bank Indonesia, BKPM (Badan Koordinator Penanaman Modal), GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi Indonesia), Maspion Group dan Bank BNI.
Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP memaparkan strategi pengembangan pariwisata Indonesia dan memberikan penjelasan mengenai destinasi pariwisata Indonesia. Dalam kesempatan tersebut disampaikan pula berbagai peningkatan positif dari kegiatan Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP dalam menjalankan Project Management untuk 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Tercatat pencapaian Project Management 6 destinasi pariwisata yangtelah melampaui target yaitu Tanjung Kelayang (100,6%), Tanjung Lesung (100,2%), Kepulauan Seribu (101,8%), Mandalika (108,8%), Labuan Bajo (114%), dan Morotai (104,4%) dan 4 destinasi pariwisata dalam proses perkembangan dan telah mencapai lebih dari 90% yaitu Danau Toba (95%), Borobudur (97,1%), Bromo Tengger Semeru (92,9%) dan Labuan Bajo Wakatobi (97,2%).
Dalam kesempatan terpisah di Korea dilakukan kegiatan Sales Mission Mandalika, yang menjelaskan destinasi wisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan salah satu dari 4 destinasi super prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. Kegiatan Sales Mission Mandalika ini digelar di 2 kota yaitu di Seoul pada 13 November dan di Busan tanggal 15 November 2018. Sales Mission Mandalika di Seoul dan Busan diikuti oleh 5 seller dari Indonesia yaitu Lombok Network Holiday, AW Tour, Anjani Travel, Sasak Tour dan ASITA NTB. Kegiatan ini dihadiri oleh travel agent dan tour operator dari Seoul sebanyak 43 orang buyers dan dari Busan sebanyak 48 orang buyers. Dalam forum tersebut juga dilakukan pertemuan terpisah antarpara pelaku bisnis (business-to-business atau B2B).
Dalam kunjungannya di Korea, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP bertemu dengan Daisy Kim, dari WAUG Travel dan para perwakilan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Seoul. WAUG Travel berharap dapat bekerja sama untuk mempromosikan paket-paket destinasi wisata ke Indonesia melalui aplikasi mereka. Sementara kegiatan Sales Mission Mandalika di Busan dibuka oleh Kim Soo-Il, VITO Busan.
Hiramsyah S. Thaib, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan semua peluang serta bersinergi dengan berbagai institusi dan lembaga untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia internasional. Program Sales Mission Mandalika adalah kegiatan untuk mengenalkan destinasi wisata Indonesia khususnya Mandalika kepada para travel agent dan tour operator di Seoul dan Busan. Peran travel agent dan tour operator sangat penting dalam menyebarkan informasi pesona wisata Mandalika.
“Saya yakin, melalui kegiatan ini kunjungan wisatawan dari Korea, China dan Jepang ke Indonesia akan terus meningkat,” katanya.
Lebih lanjut Hiramsyah menyatakan, potensi wisatawan dari tiga negara tersebut sangat tinggi dan hal ini menjadi peluang emas bagi pariwisata Indonesia. Dengan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan ini, saya optimis para wisatawan akan menentukan pilihan utama kunjungan wisatanya ke Indonesia.
Sementara itu dalam pertemuan di Tokyo pada 19-21 November, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP bersama dengan Rachmat Gobel, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Jepang (Special Envoy of the President of the Republic of Indonesia for Japan) berkesempatan bertemu dengan Shigeru Kiyama, Penasihat Khusus Kabinet Jepang dan Duta Besar untuk Kerjasama Ekonomi dalam Bidang Kualitas Promosi Investasi Infrastruktur (Special Advisor to the Japanese Cabinet and Ambassador for Economic Cooperation on Quality Infrastructure Investment Promotion) serta pimpinan Japan Tourism Agency.
Dalam kunjungan di Tokyo, antara lain dibahas perkembangan 10 DPP. Secara terpisah juga dilakukan pembahasan tentang Tanjung Kelayang dan Tanjung Lesung menindaklanjuti kunjungan Japan Tourism Delegation Mission yang pada akhir Oktober lalu mengunjungi kedua destinasi tersebut.
Dalam lawatan di Jepang, Hiramsyah menyatakan, banyak peluang investasi bagi para pengusaha Jepang di 10 Bali Baru terutama di Morotai, Tanjung Lesung dan Tanjung Kelayang-Belitung, termasuk investasi di bidang infrastruktur. Dalam kesempatan ini, ia juga memaparkan perkembangan pembangunan insfrastruktur di destinasi wisata, khususnya Tanjung Kelayang dan Tanjung Lesung.
“Diantaranya pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang di Tanjung Lesung, pengadaan lahan seksi I Serang-Rangkasbitung yang telah selesai Oktober 2017, kemudian dilanjutkan pengadaan seksi II Rangkasbitung-Cileles yang ditargetkan selesai Februari 2019, dengan target konstruksi November 2019 untuk seksi I dan Agustus 2020 untuk seksi II,” kata Hiramsyah.
Terkait dengan pengumuman pemerintah mengenai tax holiday untuk sejumlah sektor usaha pionir, perusahaan yang mendapatkan penugasan dari pemerintah yang berhubungan dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat mengajukan permohonan tax holiday. Hiramsyah menambahkan, sepuluh Destinasi Pariwisata Prioritas (10 Bali Baru) merupakan Proyek Strategis Nasional, dengan demikian para pelaku usaha yang melakukan investasi dalam 10 Bali Baru dapat menikmati fasilitas fiskal tersebut.
“Kami percaya bahwa kebijakan tax holiday ini akan mengakselerasi pengembangan 10 Bali Baru. Hal ini selaras dengan rencana pemerintah untuk menjadikan 10 Bali Baru sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemerintah akan memberikan fasilitas tax holiday yang lebih rendah untuk investor yang akan berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus dengan minimal nilai investasi sebesar Rp 20 miliar,” ungkap Hiramsyah.
Saat ini empat destinasi 10 Bali Baru telah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus, KEK yaitu Tanjung Lesung di Banten, KEK Morotai di Maluku Utara, KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung.(RD)