Surabaya – PT Trias Sentosa Tbk optimis tahun ini kinerjanya tetap bisa digenjot meskipun dunia masih dibayangi kenaikan harga minyak dunia dan perang Rusia-Ukraina. Bahkan perusahaan ini belanja modal USD 48 juta untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
Sugeng Kurniawan, Direktur Utama PT Trias Sentosa Tbk mengatakan, tahun ini kondisinya diperkirakan akan lebih baik dari tahun lalu. Hal ini menyusul membaiknya ekonomi nasional setelah pandemi Covid 19 mereda.
Sebab itu, dia yakin pihaknya mampu mencapai target pertumbuhan penjualan tahun ini meskipun masih dibayangi kenaikan harga minyak dunia dan perang Rusia-Ukraina. Hal ini terlihat dari performa selama kuartal pertama 2022 dimana perseroan mampu meraih penjualan Rp 1,1 triliun atau tumbuh 31,6 persen dari periode yang sama tahun 2021.
“Secara umum kegiatan bisnis mulai normal kembali. Namun begitu dunia masih dibayangi kenaikan harga minyak dunia dan perang Rusia-Ukraina,” kata Sugeng Kurniawan saat RUPS di kantornya, Jumat (17/6).
DIkatakan, kenaikan penjualan di kuartal pertama ini juga dibarengi dengan pertumbuhan laba bruto yang cukup signifikan yakni 59,9 persen dengan nilai Rp 157 miliar. Sementara laba netto periode berjalan naik 15,4 persen dengan nilai sebesar Rp 58 miliar.
Untuk menjaga kelangsungan usahanya terutama menyangkut ketersediaan bahan baku dan menjaga stabilitas harga, pihaknya menerapkan strategi pengamanan pasokan bahan baku dan meningkatkan efisiensi.
Selain itu, pihaknya juga menambah kapasitas produksinya dengan investasi baru untuk mesin BOPP atau film polyster sebesar USD 40 juta, dan mesin cast polypropylene (CPP) atau film plastik berbahan polypropylene sebesar USD8 juta. Keduanya direncanakan beroperasi pada akhir 2022.
Melalui investasi tersebut direncanakan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 85 orang, serta akan menambah kapasitas produksi. Mesin BOPP akan memiliki kapasitas 30.000 ton/tahun, dan CPP 15.000 ton/tahun, sehingga secara total perseroan memiliki kapasitas produksi mencapai 125.000 ton/tahun.
“Kami juga masih mempertahankan posisi market kami dimana 56 persen merupakan pasar domestik dan sisanya pasar ekspor. Tantangan kedepan selain kompetisi juga masalah bahan baku,” tambahnya.
Soal kinerja tahun 2021, perseroan berhasil meraih penjualan sebesari Rp 3,6 triliun atau tumbuh 22,1 persen dibandingkan penjualan 2020 sebesar Rp 2,9 triliun. Laba bersih tahun berjalan juga naik signifikan dari Rp 73,2 miliar tahun 2020 menjadi Rp 200,9 miliar tahun 2021.
Pasar domestik juga masih cukup mendominasi. Tahun 2021 misalnya, dari total pendapatan perseroan Rp 3,6 triliun sekitar 53 persen berasal dari penjualan dipasar domestik dan sisanya dari pasar ekspor. Sementara tahun 2020 pasar lokal memberikan kontribusi 56 persen dan sisanya dari ekspor.
“Tahun ini kami kira kondisinya tidak akan banyak mengalami perubahan. Kuartal pertama pasar domestik berkontribusi 56 persen dan pasar ekspor 44 persen,” ujar Sugeng Kurniawan. (ris)