Platform Lark, Bantu Pelaku Usaha Tingkatkan Produktifitas dan Efisiensi

SURABAYA – Era digital membuat system kerja semakin simple. Produktifitas dan efsiensi juga bisa ditingkatkan, Namun tidak semua perusahaan atau industri mampu menerapkan pemanfaatan tekonologi digital secara maksimal. Karena perlu melakukan transformasi digital.

Menurut Suryanto Lee, senior professional service consultant Lark, produktifitas dan efisiensi kerja perlu didukung dengan proses komunikasi dan kolaborasi yang baik dalam satu system kerja.  Karena itu, perusahaan harus mampu mendorong penggunaan teknologi.

“Berdasarkan survei Asosiai Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Maret 2019, sekitar 64,8% dari total penduduk Indonesia sudah melek Internet. Jatim merupakan pengguna internet terbesar kedua yakni 13,5 persen,” kata Suryanto kemarin saat webinar platform Lark.

Dikatakan, sekarang banyak plihan penggunaan plaform digital. Salah satunya adalah Lark. Platform merupakan patform kolaborasi dengan berbagai fitur yang terintegrasi. Sehingga berbagai tugas bisa dilakukan bersama dan terintegrasi.

“Platform Lark diciptakan untuk membantu perusahaan agar tetap produktif dan makin efisien,” tambahnya

Lark tersedia dalam versi website yang dapat diakses di Windows, dan MAC, serta versi aplikasi untuk Android dan IOS dalam 11 bahasa tampilan, termasuk Bahasa Indonesia. Fitur Lark juga terintegrasi sehingga segala pekerjaan dapat dilakukan dalam satu platform.

Lark juga menyediakan berbagai fitur seperti Messenger, Video Conference, Docs & Sheets, Penyimpanan Cloud, Kalender, Mail yang terintegrasi, serta fitur real-time translation dalam beberapa bahasa seperti, Bahasa Indonesia, Cina, Korea, Jepang, Prancis, Portugis Brasil, Jerman, Hindi, Italia, Rusia, Spanyol, Thailand, dan Vietnam.

Sementara itu, Dr. Firman Kurniawan S., Akademisi, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, penerapan teknologi tidak menjadi masalah. Perusahaan harus menentukan jenis platform yang paling tepat untuk terciptanya peningkatan kualitas dan efektifitas komunikasi dan kolaborasi.

“Penerapan teknologi yang tepat akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat bergerak lebih cepat dan produktif. Tranformasi teknologi itu sudah pasti,” kata Firman.

Penerapan teknologi digital merupakan hal yang penting dalam era Industri 4.0. Dengan teknologi digital, Indonesia memiliki potensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan yakni USD 150 miliar pada tahun 2025.

Namun, secara produktivitas, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain. Berdasarkan Human Capital Index (HCI) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, saat ini Indonesia menempati urutan ke-87, tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura.

“Menurut The East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI), daya saing digital Indonesia hanya 27.9, dari skala 1-100. Penerapan teknologi digital di Indonesia masih rendah, dan dibutuhkan edukasi yang lebih mendalam kepada para pelaku usaha ,” tandas Firman Kurniawan (ris)