JAKARTA – Kalangan ekonom memproyeksi kinerja sejumlah bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) semakin meningkat pada kuartal pertama tahun ini. Sebab, sektor perbankan, khususnya: Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN, dinilai berhasil melaksanakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah, sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Eko Listyanto, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), kinerja yang dibukukan Himbara, tahun ini diperkirakan bahkan lebih baik dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun 2021.
Ada sejumlah faktor yang menjadi pendorong membaiknya kinerja bank Himbara pada kuartal I-2022. Di antaranya, yakni meningkatnya konsumsi masyarakat dan tumbuhnya permintaan kredit. “Bank BUMN kinerjanya tetap positif, karena ekonomi mulai pulih dan permintaan kredit meningkat,” kata Eko, akhir pekan lalu (16/4).
Eko menambahkan, terdongkraknya konsumsi masyarakat yang berimbas pada meningkatnya permintaan kredit, salah satunya dipicu oleh pertumbuhan ekonomi nasional pada tiga bulan pertama tahun ini. Dia berpendapat, proyeksi pemerintah cukup realistis. Alasannya, faktor low base effect triwulan pertama tahun 2021 hanya -0,74%.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melaju pada kuartal I 2021. Pemerintah optimistis, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 berpeluang tumbuh 4,5% hingga 5,2% secara tahunan atau year on year (yoy), dengan titik tengah 5,0% yoy.
Sedangkan untuk keseluruhan 2022, Sri Mulyani yakin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,8% yoy hingga 5,5% yoy, atau lebih tinggi dari capaian pada tahun 2021 yang sebesar 3,69% yoy.
Pendapat senada diungkapkan Teuku Riefky, Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI. Dia bilang, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 bisa tembus di atas 5%, sangat masuk akal.
Pasalnya, meskipun badai covid-19 belum berakhir, tapi kinerja ekspor Indonasia masih positif. Selain itu, kapasitas produksi industri sudah normal dan konsumsi rumahtangga mulai membaik.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang mulai positif, menurut Teuku Riefky, maka kinerja bank-bank Himbara akan moncer pada tiga bulan pertama tahun ini. “Indikatornya bisa dilihat dari terus tumbuhnya penyaluran kredit bank Himbara,” kata Riefky.
Riefky mengapresiasi pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dijalankan bank-bank Himbara, karena terbukti mampu mendorong menggeliatnya pertumbuhan ekonomi.
Berbeda dengan bank swasta, bank-bank BUMN mendapatkan tugas khusus dari pemerintah untuk menjalankan program PEN. Sementara bank swasta tidak dibebani program PEN. Jadi, tidak bisa membandingkan kinerja bank Himbara dengan bank swasta.
Artinya, jika bank-bank yang tergabung dalam Himbara mencatat kinerja signifikan pada kuartal pertama tahun ini, hal itu patut diapresiasi. Ini mengingat beban yang ditanggung bank milik negara sangat besar dibanding bank swasta.
Sebagai mitra utama pemerintah, bank-bank Himbara telah mengimplementasikan program PEN dengan baik. Bank Himbara menjadi jangkar utama pelaksanaan program PEN, terutama terkait restrukturisasi kredit dan bantuan subsidi bunga.
Berbagai program PEN yang dijalankan bank Himbara, antara lain, restrukturisasi kredit, penyaluran bantuan sosial (bansos), penyaluran bantuan subsidi upah (BSU) pekerja, Banpres Usaha Mikro (BPUM) dan penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Jadi, kontribusi bank Himbara sangat besar bagi kelancaran program PEN bidang pembiayaan UMKM, KUR, dan bantuan sosial,” katanya.
Di tengah penugasan khusus PEN dari pemerintah, bank Himbara tetap optimistis bisa mencetak rapor biru pada kuartal I-2022. Contohnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada kuartal pertama 2022, bank dengan asset terbesar di Indonesia ini diprediksi mencatat pertumbuhan penyaluran kredit di kisaran 8-10% (yoy).
Penyaluran kredit terutama dilakukan ke sejumlah sektor usaha, seperti industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan. Khususnya untuk sektor UMKM, penyaluran kredit pada Januari-Maret juga akan ditopang oleh penyaluran KUR yang diharapkan bakal menembus angka Rp10 triliun.
Di sektor ritel, Bank Mandiri berhasil meningkatkan volume transaksi pengguna mobile app Livin by mandiri, mencapai lebih dari 150 juta transaksi per bulan, dengan nilai transaksi rerata mencapai lebih dari Rp 200 triliun per bulan.
Layanan digital yang memberikan kemudahan transaksi keuangan kepada nasabahnya itu, membuat Mandiri semakin kokoh sebagai bank digital di Indonesia.
Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga optimistis, pada kuartal I-2022 kinerja kredit perseroan mengalami pertumbuhan positif, dengan proyeksi di kisaran 6%-7% (yoy). (*)