Sinergi APINDO dan Kemenaker RI Kuatkan Sektor Ketenagakerjaan

Surabaya, BisnisJatim.Id – Sinergi antara pengusaha dan pemerintah yang diusung APINDO dalam rapat kerja dan konsultasi nasional (Rakerkonas) XXXIII di Surabaya mendapat pujian dari Menteri Tenaga Kerja RI, Ida Fauziyah. Menurutnya, sinergi ini perlu dijaga sebagai fundamental dalam menjamin kelangsungan usaha baik dari tingkat pusat hingga daerah.

Dalam sambutannya pada Rakerkonas APINDO XXIII di Surabaya, 28-30 Agustus 2024, ia menilai APINDO telah berpartisipasi menjaga moderasi isu ketenagakerjaan. Salah satunya turut menjaga perekonomian, melalui ketersediaan lapangan pekerjaan.

“Saya senang hadir di sini, juga mensyukuri kondisi umum ketenagakerjaan Indonesia. Alhamdulillah kondisinya membaik. Kita pernah mengalami masa sulit seperti saat pandemi covid-19 lalu. Di saat negara-negara lain tidak semuju Indonesia yang bisa melewati dengan baik,” katanya dalam pidato sambutan Rakerkonas APINDO di Samator Novotel East Hotel, pada hari kedua atau Kamis (29/8/2024).

Ia kemudian mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Feruari 2024. Di mana pengangguran di Indonesia telah turun 4,8 persen. Menurutnya data ini aalah capaian terbaik dalam 10 tahun terakhir.

“Capaian ini bukan semata-mata pekerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi juga peran pengusaha yang tergabung di dalam APINDO, sebagai salah satu stakeholder,” tegasnya.

Data BPS lain yang disampaikan menteri asal Kota Mojokerto ini meliputi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Sejauh ini rata-rata pekerja di Indonesia 53,86 persen didominasi pendidikan SMP ke bawah. Kemudian 59,17 persen penduduk Indonesia masih bekerja di sektor informal dan setengah pengangguran tercapai 12,11 juta orang.

Tantangan yang tidak kecil adalah masih tingginya pengangguran di perkotaan. Sejauh ini data dari BPS yang dsampaikan Ida Fauziyah adalah pengangguran di perkotaan mencapai 5,89 persen dari 7 juta pencari kerja.

“Hal yang menjadi sorotan adalah perubahan lingkungan strategis. Digitalisasi telah mengubah cara kerja dan membuat hubungan serta waktu kerja makin cair. Sejumlah pekerjaan lama hilang, tetapi memunculkan pekerjaan baru,” imbuhnya.

Digitalisasi menjadi prospek sekaligus tantangan menyongsong Indonesia Emas 2045, yang akan diisi Generasi Z. Terlebih perubahan teknologi mudah mendapatkan pekerjaan dari berbagai penjuru negeri, meski dikerjakan di Indonesia. Tetapi juga membutuhkan skill yuang tidak kecil.

Dalam Rakerkonas XXXIII di Surabaya ini juga melahirkan MoU antara Kemenaker RI dengan APINDO. Nota kesepamahan itu meliputi Percepatan Pelaksanaan Struktur Skala Upah (SUSU),  Hubungan Industrial Pancasila sesuai Permenaker 76/2024, dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Informasi Lowongan Kerja dan Pemagangan.

Dalam rakerkonas hari kedua ini juga menghadirkan dialog yang tidak kalah menarik. Burhanuddin Abdullah, yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Koalisi Indonesia Maju mengakui peran swasta (pengusaha) dalam membangun Indonesia.

“Pemerintah yang akan datang optimistis pertumbuhan ekonomi terapai 8 persen. Ini bukan omong kosong. Toh, di era Presiden Soeharto (tahun 1996) pernah. Artinya di era Prabowo (Subianto) juga bisa. Jadi, sinergi dengan swasta sangat dibutuhkan,” tegasnya.

Dalam paparannya, Burhanuddin membeber pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013-2023 rata-rata di rentang 5 persen. Ia juga menyoroti sektor industri dalam satu dekade tidak banyak berubah.

Kondisi ini, lanjutnya, menunjukkan struktur ekonomi Indonesia jalan di tempat. Kurangnya diversifikasi produk ekspor dan ketergantungan komoditas bahan mentah berkontribusi terhadap kondisi makro ekonomi nasional.

Namun demikian, target pertumbuhan 8 persen tidak bisa mengabaikan geopolitik, fragmentasi geoekonomi, pelemahan ekonomi China, penguatan dolar Amerika Serikat, suku bunga tinggi di negara maju, dan pengetatan fiskal di negara maju.

“Nah, kolaborasi dengan pengusaha ini penting dalam mendukung program pemerintah di periode yang akan datang. Kebetulan pemerintah yang akan dtang memiliki program kerja yang meliputi Ekonomi Pancasila, Delapan Asta Cita, Delapan Program Hasil Terbaik Cepat, dan 17 Program Prioritas,” Burhanuddin menjelaskan.

Ketua Umum DPN APINDO, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan tugas organisasi yang ia pimpim makin berat ke depannya. Sebab, APINDO perlu memberi rekomendasi dalam roadmap untuk menyempurnakan kebijakan pada pemerintah anyar.

“Tugas kami ke depan akan makin berat, karena harus memberikan rekomendasi roadmap perekonomian kepada presiden terpilih. Di sinilah (Rakerkonas) perlu memperkuat kemitraan strategis, dengan melibatkan pengusaha dan pemerintah,” ujar Shinta.

Sinergi yang menguatkan pemerintah dengan pengusaha telah ditunjukkan dengan kerja sama antara APINDO dengan Kemenaker RI dalam Rakerkonas XXXIII. Organisasi akan mengawal isu-isu yang berkaitan dengan ketenagakerjaan mulai dari tingkat pusat hingga derah.

Menurut Shinta, sinergi ini cukup luas dan luwes, untuk meningkatkan perekonomian melalui terciptanya lapangan kerja, peningkatan produktivitas melalui K3, hingga penguatan skill SDM.

Rakerkonas APINDO XXXIII ini hadir kembali ke Surabaya setelah absen selama 39 tahun. Ketua DPP Apindo Jawa Timur, Eddy Widjanarko menyambut gembira penunnjukkan Surabaya sebagai tuan rumah Rakerkonas untuk pertama kali setelah absen dalam tiga dekade.

“Kami berterima kasih kepada rekan-rekan di DPN, terutama Ibu Ketua (Shinta Widjaja Kamdani) dan rekan-rekan DPP, yang sudah memberi kepercayaan. Seperti yang pernah saya sampaikan, ini bukan sekadar ajang reuni. Di sini perlu memunculkan kerja sama, baik dengan pemerintah maupun sesama anggota. Itu sesuai dengan tema Rakerkonas tahun ini,” Eddy menjelaskan.

Wakil Ketua DPN APINDO, Eddy Hussy menambahkan sinergi dengan pemerintah ini bersifat luwes dan terbuka dengan semua lembaga. Sebab, goal dari sinergi ini adalah memajukan perekonomian Indonesia melalui kerja sama yang kuat dan solid.

“Seperti MoU antara Kemenaker RI dengan APINDO yang mampu menghadirkan win-win solution. Di dalamnya menyinggung shifting pekerjaan dari padat karya ke padat modal. Jadi, sinergi yang sudah dibangun ini bisa memunculkan kekuatan ekonomi nasional ke depan,” papar Eddy Hussy. BJ1