Tingkatkan Efisiensi, Trias Optimis Tahun 2024 Penjualan Tumbuh Single Digit

Surabaya, BisnisJatim.Id – Akibat kondisi ekonomi nasional dan global yang belum stabil, PT Trias Sentosa Tbk (TRST) – produsen film kemasan – tahun 2023 mengalami tekanan kinerjanya. Akibatnya, penjualannya megalami penurunan cukup signifikan.

Sugeng Kurniawan, Komisaris PT Trias Sentosa Tbk menjelaskan, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh dinamika dan tantangan. Hal itu karena adanya memanasnya geopolitik negara-negara di dunia, seperti konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah.

Hal ini membuat kinerja setiap sektor industri di dalam negeri berimbas. Karena adanya peningkatan inflasi, kenaikan suku bunga dan masalah ekonomi yang dialami di berbagai negara.

Akibatnya sepanjang tahun 2023, Perseroan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan. Apalagi barang import yang masuk ke Indonesia dan ke pasar Global yang berasal dari negara China sangat menekan harga jual produk Perseroan.

“Selain itu, tingginya inflasi dan suku bunga di berbagai negara terutama di negara maju menyebabkan penurunan permintaan global,” kata Sugeng saat public expose, Jumat (28/6).

Dijelaskan, tahun 2023, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3 triliun, turun sekitar 30 persen dari tahun lalu (yoy) sebesar Rp 3,82 triliun. Laba bruto juga turun tajam dari Rp 446 miliar di  2022 menjadi Rp 122 miliar pada tahun 2023.

“Karena itu, Perseroan melakukan efisiensi diseluruh bidang. Kami juga akan terus melakukan inovasi pemgembangan produk, sehingga kedepannya mampu menghadapi tantangan,” tambahnya.

Tahun 2024 dia yakin akan terjadi perbaikan. Meskipun belum bisa sebagus saat sebelum Covid 19, namun tanda-tanda perbaikan pasar itu sudah terlihat. Hal itu terbukti di kuartal I tahun 2024, penjualan sudah tumbuh single digit dari periode yang sama tahun lalu.

Selain terus melakukan efisiensi pihaknya juga melakukan pergantian mesin baru yang lebih efisien. Sehingga dengan utulisasi sama sekitar 80 persen, namun hasilnya lebih maksimal. Selain itu juga terus memproduksi produk yang memiliki  value added tinggi. Sehingga produk bisa bersaing di pasar domestic dan global.

“Trend di kuartal I 2024 sudah membaik meskipun belum sama dengan sebelum Covid-19. Kinerja Perseroan sudah menunjukan tren positive dan sudah mendekati target tahun ini,” tambahanya.

Namun dia mengakui masih ada kendala. Untuk pasar ekspor masih terganggu geo-politik perang yang belum selesai sehingga berimbas naiknya biaya transport disamping makin naiknya inflasi di beberap negara maju.

Sedangkan di dalam negeri, adanya predatory pricing membuat pasar terganggu. Sebab masuknya barang impor dari China dengan harga lebih murah membuat konsumen beralih.

“Predatory pricing ini cukup menggangu. Pasar berkurang hingga 30 persen. Tapi kami tetap berusaha tahun ini ada pertumbuhan single digit inline dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Sugeng. BJ1