HeadlineIndustriPerdagangan

Kuartal III/2025, GDST Raih Penjualan Rp 1,7 Triliun dan Laba Bersih 64,9 Miliar

69
×

Kuartal III/2025, GDST Raih Penjualan Rp 1,7 Triliun dan Laba Bersih 64,9 Miliar

Sebarkan artikel ini

Surabaya, BisnisJatim.Id – PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) – salah satu produsen plat baja terbesar di Indonesia – mencatat kinerja yang kurang menggembirakan. Hingga kuartal III/2025, emiten asal Surabaya membukukan penjualan sebesar Rp 1,78 triliun turun 13,4 persen dari tahun lalu periode yang sama yakni Rp 2,06 triliun.

Hadi Sucipto, Direktur PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mengatakan, penurunan penjualan Perseroan tersebut karena penurunan harga jual plat baja. Selain itu juga karena kenaikan kurs dolar yang membuat harga bahan baku makin melambung.

“Tapi kami masih optimis target tahun ini sebesar Rp 2,4 triliun akan tercapai. Bahkan mungkin bisa lebih. Hingga kuartal III/2025, laba bersih Perseroan sebesar Rp 64,9 miliar atau turun 3,9 persen dari tahun lalu periode yang sama yakni Rp 67,6 miliar,” kata Hadi Sucipto saat Public Expose di kantornya, Kamis (6/11).

OPTIMIS TUMBUH: Hadi Sucipto (daua dari kanan) bersama direksi dan komisaris PT GDST menjelaskan kinerja GDST hingga kuartal III/2025 saat Public Expose di kantornya, Kamis (6/11). Pihaknya optimis meraih target penjualan tahun ini meskipun hingga kuartal III/2025 mengalami penurunan penjualan dan laba bersih. Foto RUL

Dikatakan, hingga kini pasar domestic masih memberikan kontribusi terbesar yakni 93,2 persen dari total penjualan. Sebab itu, pihaknya akan terus memperluas market domestik. Apalagi banyak proyek infrastruktur yang dikerjakan selain galangan kapal di Batam.

Sementara pasar ekspor juga akan terus diperkuat. Saat ini kontribusi ekspor masih kecil hanya 6,8 persen dari total penjualan. Selain melayani pasar di Malaysia dan Singapura, pihaknya juga aktif menggarap market Korea Selatan yang sejak tahun 2008 berhenti karena masalah harga.

“Pada Agustus dan Oktober 2025, kami berhasil mengekspor 8 ribu dan 11 ribu ton ke Philipina dan Korea. Kami juga mencari peluang pasar baru di Eropa yang masih ada celah. Hingga Oktober ekspor kami sebanyak 22 ribu ton naik 590 persen dari tahun lalu,” katanya.

Dia yakin, kinerjanya kedepan akan terjaga dengan baik. Pihaknya menerapkan strategi fleksibilitas dalam kuantitas order dari kliennya. Selain itu juga felksibilitas dalam pengiriman dan ukuran.

Hal ini akan membuat customer semakin percaya meskipun mereka harus membayar lebih mahal karena pesanan khusus. Kondisi ini juga bisa meningkatkan kompetisi GDST ditengah persaingan yang semakin tidak terkendali.

“Dengan fleksibilitas kuantitas, delivery dan ukuran ini, kami makin dipercaya customer. Sementara Perusahaan lain belum tentu bisa melakukan karena sudah ada aturan bakunya. Mereka juga mau membayar lebih tinggi karena customize order ini,” ungkap Hadi.

Terkait progress Plate Mill GDST 2, dia mengaku, pengembangan pabrik baja dengan investasi sebesar Rp 1,3 triliun ini saat ini dalam tahap commissioning. Dan diharapkan pada Januari 2026 sudah memasuki produksi secara komersial.

Dengan beroperasinya Plate Mill 2, maka GDST memiliki kapasitas produksi menjadi 1 juta ton setahun. Saat ini kapasitas produksi Plate Mill 1 GDST sebanyak 400 ribu ton setahun. Sedangkan Plate Mill 2 sebesar 800 ribu ton.

“Dengan beroperasinya Plate Mill 2 nanti, tentu pasar yang bisa kami garap akan semakin luas. Selain bisa memproduksi lebih lebar (3 meter) dan lebih tebal, Plate Mill 2 ini juga lebih cepat speed-nya. Orientasinya memang untuk pasar ekspor terutama untuk kapal dan tangki. Namun pasar domestic juga tetap kami garap,” pungkas Hadi. BJ3