Tingkatkan Literasi Keuangan, APPI Gelar Multi Finance Day di Surabaya

SURABAYA – Untuk meningkatkan kinerjanya, kalangan perusahaan pembiayaan kembali menggelar Multi Finance Day di Tunjungan Plasa Surabaya. Acara ini dimaksudkan sekaligus untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pada masayarakat di Surabaya dan Jatim.

Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, pihaknya secara kontinyu mengadakan Multi Finance Day di beberapa kota di Indonesia. Sebelumnya kegiatan yang sama juga dilakukan di Lampung, Bogor dan Makasar.

“Ini kegiatan kami yang ke 4 yang diikuti 25 perusahaan pembiayaan . Kami akan terus mengadakan kegiatan seperti,” kata Suwandi Wiratno di sela Multi Finance Day di Tunjungan Plasa Surabaya.

Di Lampung kegiatan seperti ini dihadiri 1.600 orang dan mencatat transaksi Rp1,5 miliar. Sementara di Bogor yang diikuti 37 peserta pameran dihadiri 6.200 orang dengan transaksi Rp 4,7 miliar. Di Makassar ada 2.400 pengunjung dengan transaksi Rp2,4 miliar.

Dikatakan, kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat Indonesia semakin melek terhadap produk industri keuangan termasuk lembaga pembiayaan yang tercatat resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana industri keuangan lainnya seperti perbankan, asuransi maupun lainnya.

Selain itu, dengan kegiatan seperti ini masyarakat juga didorong untuk memanfaatkan lembaga pembiayaan baik untuk kredit konsumtif maupun kredit produktif. Pasalnya, selama ini terbukti lembaga pembiayaan terbukti efektif untuk berperan serta menggerakan roda perekonomian Indonesia.

“Rata-rata penyaluran pembiayaan saat ini sekitar 60% untuk kredit komsumtif. Dan sisanya, 35% untuk kredit produktif. Sedangkan yang 5% merupakan pembiayaan investasi,” tandas Suwandi.

Menurutnya, potensi pasar pembiayaan di Indonesia cukup besar dan trednnya naik terus. Pasalnya, industri pembiayaan merupakan industri turunan yang juga dipengaruhi industri lainnya terutama motor dan dan mobil.

Dikatakan, hingga Agustus 2019, tren pertumbuhan pembiayaan hanya mencapai 4,18%. Hal ini dibawah pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,2 persen. Kondisi ini akibat masih melambatnya industri otomotif baik roda empat maupun roda dua.

“Namun potensinya cukup besar. Tahun ini kami masih optimis bisa mencapai pertumbuhan 5 persen.  Apalagi sekarang infrastruktur terus dibangun sehingga industri manufaktur dan jasa diharapkan semakin berkembang,” tandasnya.

Dikatakan, saat ini rata-rata transaksi pembiayaan di Indonesia sekitar Rp200 triiun – Rp350 triliun. Sedangkan khusus di Jawa Timur yang merupakan wilayah terbesar setelah Jakarta, rata-rata sekitarRp 30 triliun – Rp 40 triliun,

“Potensi di Surabaya dan jatim cukup besar. Kami berharap selama pameran masyarakat bisa memanfaatkan karena banyak promo menarik,” ujar Suwandi

Saat ini kredit memang banyak untuk kegiatan konsumtif, tetapi berdasarkan Peraturan OJK No.35/2018, perusahaan pembiayaan diminta untuk mengarah pada pembiayaan produktif. Sehingga pada 2020, kontribusi pembiayaan produktif bisa menjadi 50%.

Kepala Departemen Industri Keuangan Non Bank (IKNB) 2B OJK, Bambang W. Budiawan menambahkan meski secara nasional pertumbuhan pembiayaan lebih rendah, tetapi OJK meyakin Jatim bisa tumbuh lebih bagus sejalan dengan pertumbuha ekonominya yang selalu di atas nasional.

“Saya prediksi pertumbuhan pembiayaan di Jatim bisa lebih tinggi. Karena di Jatim ditopang oleh sektor pertanian, perkebunan yang tentu membutuhkan banyak peralatan untuk kegiatan yang produktif,” kata Bambang W Budiawan. (ris)