Tiga Anak Muda Jatim Terpilih sebagai Petani Inovatif 2024

 

Bisnisjatim.id, Suarabaya – Setelah melalui tahapan panjang, tiga anak muda terpilih Petani Milenial Inovatif Jawa Timur (PMIJ) 2024. Usaha mereka terbukti inovatif, produktif, dan dapat menginspirasi anak-anak muda lainnya di Indonesia untuk menggeluti sektor pertanian dan ketahanan pangan. Penghargaan diserahkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI pada Kamis, (7/11/2024).

Ketiga anak muda itu adalah Mochamad Priyono dari Pasuruan dengan karya Perbenihan Kentang Merah Sistem In Vitro; Kurniawan Adi, Lamongan, dengan karya Sedesa Farm Pelestarian Benih Lokal Demi Mewujudkan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan; dan Ahmad Lafillah Romadhon, Jombang, karya Revolusi Budidaya Melon Hidroponik Cerdas Berbasis Internet oh Things (IoT).

Pemberian penghargaan tersebut dilaksanakan di sela-sela Anniversary 1 Tahun  KabarBaik.co di Surabaya. ‘’Program ini untuk mendorong anak-anak muda Indonesia, terutama Jawa Timur, untuk terus berinovasi dan berkontribusi positif terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan. Dari program ini, kita mengetahui bahwa menekuni pertanian itu sangat prospektif dan menjanjikan secara ekonomi,’’ ujar Dirut KabarBaik.co Supardi Hardy.

Tahapan seleksi petani milenial ini dilakukan sejak Agustus 2024 lalu. Meski baru kali pertama diselenggarakan, namun peserta cukup banyak. Mereka berasal dari hampir seluruh kabupaten/kota di Jatim. Inovasi para anak muda di sektor pertanian dan ketahanan pangan itu rata-rata menarik. Program ini tergelar atas support Dinas Pertanian dan Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jatim.

Menurut Hardy, kegiatan ini sekaligus sabegaai wujud gerakan bersama untuk mewujudkan swasembada pangan. Tujuan ini berseiring dengan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebut, Jatim saat sekaran merupakan salah satu lumbung pangan nasional. Namun, tengah menghadapi tantangan besar dalam regenerasi petani.

Berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 dari BPS, sektor pertanian mengalami masalah gerontokisasi akut. Proporsi petani tua semakin meningkat, sementara petani muda kian menurun. Hal itu disebabkan berbagai faktor. Salah satu di antaranya masa depan petani yang dianggap tidak menjanjikan dan pendapatan jauh di bawah upah minimum regional (UMR).

‘’Nah, dengan apresiasi ini kami berharap dapat mengubah mindset itu, juga mendorong perkembangan sektor pertanian dan ketahanan pangan, mengasah kreativitas dan inovasi para petani muda, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,’’ ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, ke depan sektor pertanian dan ketahanan pangan di Jatim dapat mengalami transformasi positif sehingga makin berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan ketahanan pangan nasional. ‘’Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berkelanjutan. Karena itu, dibutuhkan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, pengusaha, akademisi, media, dan masyarakat,’’ ungkapnya.

Pada momen tersebut, lanjut dia, pihaknya juga memberikan apresiasi kepada sejumlah tokoh dan korporasi yang dinilai memberikan kebermanfaatan pada masyakarat. Termasuk pada sektor pertanian dan ketahanan pangan. Mereka adalah Fandi Ahmad Yani (Gresik), Yuhronur Efendi (Lamongan), Kombes Pol Nanang Haryono (Kapolres Malang Kota), Hendy Siswanto (Jember), Heru Suseno (Jatim), PT Petrokimia Gresik, SKK Migas, dan Mujiono (Banyuwangi).

‘’Mengacu beberapa aspek dan data, mereka itu kami anggap memiliki andil cukup besar dalam memberikan kebermanfaatan pada usaha-usaha peningkatan  pertanian dan ketahanan pangan, serta pelayanan terhadap masyarakat,’’ pungkasnya. (had)