Surabaya, BisnisJatim.Id – Meskipun dibayangi melambatnya pertumbuhan ekonomi, namun PT Suparma Tbk berhasil memacu kinerjanya. Hingga kuartal III/2025 atau 30 September 2025, Perusahaan kertas dan tissue ini mencatat penjualan dengan pertumbuhan tipis 1,4 persen dari tahun lalu periode yang sama.
Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk menjelaskan, penjualan bersih Perseroan selama periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025 mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,4% dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama pada tahun 2024.
“Hingga 30 September 2025, penjualan bersih sebesar Rp 1,99 triliun atau 71,1 persen dari target tahun ini sebesar Rp 2,8 triliun,” ungkap Hendro saat Public Expose secara Daring, Kamis (30/10).
Dikatakan, peningkatan penjualan tersebut disebabkan kenaikan kuantitas produk kertas sebesar 2,9%. Kuantitas penjualan kertas Perseroan semula sebesar 164.295 MT menjadi 168.988 MT.
Pencapaian ini setara dengan 70,4% dari target kuantitas penjualan kertas Perseroan 2 yang sebesar 240.000 MT.
Namun laba periode berjalan hingga kuartal III/2025 mengalami penurunan Rp 46,4 miliar atau 40,4% menjadi Rp 68,4 miliar. Hal ini karena rugi selisih kurs sebesar Rp 19,6 miliar, sedangkan pada 30 September 2024 Perseroan mengalami laba selisih kurs sebesar Rp 11,1 miliar.
“Rugi selisih kurs tersebut dipicu oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Pada posisi 30 September 2024, 1 USD bernilai Rp 15.138 sedangkan pada posisi 30 September 2025, 1 USD menjadi bernilai Rp 16.680,” ujar Hendro.

Sementara hasil produksi kertas Perseroan juga mengalami peningkatan 5,2% dari semula sebesar 163.577 MT menjadi 172.054 MT atau setara dengan 76,2% dari target produksi kertas tahun 2025 yang sebesar 225.800 3 MT.
“Utilisasinya juga naik 2,7 persen dari 53,5 persen jadi 56,2 persen. Dan tahun ini utilisasi ditargetkan mencapai 73,8%,” ungkapnya.
Ekspansi Usaha
Untuk mendukung green energy, PT Suparma terus melakukan langkah positif. Diantaranya membuka tiga usaha diluar core bisnisnya yakni produksi dan penjualan Batako. Hal ini memanfaatkan limba batu bara dari Power Plant yakni Fly Ash dan Bottom Ash (FABA).
Upaya pemanfaatan FABA dapat menjadi solusi inovatif yang memberikan manfaat ganda bagi Perseroan, yaitu mengurangi limbah batu bara FABA dan menciptakan produk konstruksi yang lebih terjangkau harganya dan ramah lingkungan.
“Pemakai akhir dari hasil produksi Batako adalah pihak pengembang perumahan, kontraktor sipil, dan distributor bahan bangunan,” ujarnya.
Selain itu juga mengembangkan bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF) yang berasal dari pengelolaan sampah di perusahaan. Penggunaan RDF menawarkan berbagai manfaat dari segi lingkungan, ekonomi, dan energi.
“RDF bisa mengurangi volume sampah, pemanfaatan energi yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. RDF dapat dipakai untuk industri industri semen, indusstri kertas & pulp. Kami juga mengembangkan usaha Kimia Dasar yang bisa dipakai untuk industri kertas dan pulp, industri tekstil, aluminium, kimia dan pengolahan limbah ,” ungakpnya.
Bagi Dividen Saham
PT Suparma Tbk juga berencana membagikan dividen saham pada para pemegang saham. Jumlah saham yang dibagikan sebagai dividen merupakan kapitalisasi saldo laba tahun 2024 sebanyak 946.227.663 saham.
Sedangkan Rasio saham yang dibagikan 100:30. Artinya setiap 100 saham lama dengan nilai nominal Rp 400 per lembar saham akan mendapatkan 30 lembar saham baru dengdan nonimal Rp 400 per lembar saham.
“Yang berhak mendapatkan dividen saham mereka yang tercatat sebagai pemegang saham paling lambat tanggal 11 November dan pembagian dividen pada tanggal 25 November 2025,” tutup Hendro. BJ1






