Uncategorized

Proyek Inovatif Peningkatan Produksi Garam dan Pemberdayaan Komunitas di Madura

×

Proyek Inovatif Peningkatan Produksi Garam dan Pemberdayaan Komunitas di Madura

Sebarkan artikel ini

Bisnisjatim.id, Pamekasan – Lahan potensial garam di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Timur (Jatim), menunjukkan angka yang signifikan. Menurut Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM), sekitar 49,81 persen dari total 34.731 hektare lahan potensial garam nasional terletak di Jatim. Tak hanya itu, lahan produktif garam nasional juga didominasi oleh Jatim, dengan kontribusi mencapai 61,12 persen. Sebagian besar lahan potensial dan lahan produktif garam tersebut berada di Pulau Madura, yang dikenal sebagai Pulau Garam, mengingat potensi dan kontribusinya yang sangat besar terhadap produksi garam nasional.

Madura, sebagai sentra penghasil garam utama nasional, mencatatkan kontribusi signifikan dalam produksi garam. Empat kabupaten di Madura – Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Bangkalan – menjadi pusat produksi garam dengan luas tambak yang mencapai 30 persen dari total luas tambak garam nasional. Sumbangan produksi garam Madura terhadap produksi nasional mencapai 600 ribu ton, atau sekitar 35 persen dari total produksi garam nasional.

Dengan potensi tersebut, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berkolaborasi dengan dua universitas terkemuka di Australia, yaitu Newcastle University dan RMIT University, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk mengembangkan penelitian yang bertujuan memaksimalkan produksi garam dan menciptakan manfaat tambahan dari tambak garam. Penelitian ini didukung oleh KONEKSI, dan setelah 1,5 tahun berjalan, proyek ini menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Pada Senin (20/1), Bupati Terpilih Pamekasan, Kholilurrahman, melakukan kunjungan ke lokasi proyek penelitian “Memanen Harapan: Energi Terbarukan, Air Bersih, dan Garam Berkualitas untuk Komunitas Garam Madura Melalui Budidaya Rumput Laut” di Pamekasan. Kholilurrahman mengapresiasi teknologi yang dikembangkan melalui proyek ini dan menyatakan bahwa masyarakat Pamekasan, khususnya petani garam, akan merasakan manfaat berlipat. Ia juga berharap teknologi ini dapat diadaptasi di daerah lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Potensi garam di Madura sangat besar, namun belum maksimal. Dengan sinergi dalam penelitian ini, tidak hanya produksi garam yang meningkat, tetapi juga adanya budidaya rumput laut, penyediaan air bersih, dan energi terbarukan. Ini adalah solusi yang sangat bagus untuk meningkatkan pendapatan petani garam,” ujar Kholilurrahman.

Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Andri N.R. Mardiah, Direktur Pendidikan Tinggi dan IPTEK Kementerian PPN/Bappenas, serta Glen Askew, Konsul Jenderal Australia di Surabaya. Glen menekankan pentingnya kemitraan ini dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Menurutnya, proyek ini memberikan solusi nyata yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’ S.H. M.H., yang juga Komisaris PT Garam, menjelaskan bahwa kolaborasi ini sangat bermanfaat, mengingat proyek ini mengintegrasikan berbagai elemen produksi, mulai dari garam, rumput laut, air bersih, hingga energi terbarukan yang ramah lingkungan. Ia berharap pengembangan ini bisa dilanjutkan ke proyek-proyek lainnya yang lebih aplikatif bagi petani garam di Madura.

“Harapannya, hasil dari proyek ini dapat meningkatkan pendapatan petani garam secara maksimal, dan sekaligus mempererat hubungan bilateral Indonesia dengan Australia,” ujar Safi’.

Prof. Wahyudi Agustiono dari UTM menambahkan bahwa pendekatan terpadu yang diusung oleh proyek ini tidak hanya mendukung ketahanan ekonomi masyarakat pesisir, tetapi juga memberdayakan perempuan dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. “Proyek ini berpotensi memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesejahteraan keluarga yang bergantung pada pertanian garam tradisional,” ujarnya.

Proyek “Memanen Harapan” adalah contoh konkret bagaimana kolaborasi internasional dapat membantu mengatasi tantangan bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan menciptakan mata pencaharian yang lebih beragam dan mendorong inovasi, proyek ini menunjukkan potensi besar untuk diadaptasi di wilayah lain dan sektor lainnya. (bj1)