Surabaya – Potensi market Amerika yang cukup besar membuat manajemen PT Sekar Bumi Tbk semakin optimis tahun ini mampu meningkatkan penjualannya minimal 15 persen. Berbagai terobosan akan dilakukan termasuk menggarap pasar lokal.
Presiden Direktur PT Sekar Bumi Tbk, Harry Lukmito mengatakan, Amerika merupakan market utama perseroan. Dari total produksi perseroan, sekitar 97 persen digunakan untuk memenuhi pasar ekspor Amerika. Sisanya untuk memenuhi pasar ekspor Asia dan Eropa.
Sebab itu, tahun ini pihaknya akan semakin fokus menggarap market ekspor khususnya ke Amerika. Selain karena potensinya masih terbuka untuk pengembangan, juga akibat pandemi banyak market negara lain yang terkena imbasnya termasuk market lokal.
“Tapi kami tetap optimis tahun ini penjualan akan naik minimal 15 persen dari tahun lalu. Kami akan fokus menggarap market Amerika dan beberapa negara di Asia dan Eropa,” kata Harry Lukmito saat Public Expose secara online (22/7).
Dikatakan, tahun 2020, penjualan emiten berkode SKBM di Bursa Efek Indonesia ini menembus Rp 3,1 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan signifikan 50,1 persen dibanding tahun 2019 yang sebesar Rp 2,1 triliun.
Pencapaian tersebut bahkan 37 persen lebih tinggi dari target awal perseroan yakni sebesar Rp 3,07 triliun. Dan pasar ekspor ke Amerika memberikan kontribusi paling besar dari total pendapatan perseroan yakni 91 persen. Sisanya dari negara lain di Asia, Eropa dan pasar lokal.
Untuk itu, tahun ini pihaknya sangat yakin pendapatan akan tetap bisa digenjot meskipun masih ada pandemic. Hingga kuartal pertama (Q1/2021), pihaknya telah membukukan pendapatan sebesar Rp 855,9 miliar atau naik 44 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 592,8 miliar.
Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun nanti sehingga target akan terlampui dengan baik. Pihaknya akan menerapkan langkah staregis seperti memperkuat pasar ekspor. Pihaknya akan fokus menggarap pasar ekspor yang sudah ada (existing) yakni ke Amerika, Asia dan Eropa.
“Kami yakin tahun ini kondisinya akan lebih baik dan penjualan bisa kami tingkatkan hingga akhir tahun nanti. Pasar ekspor masih terbuka lebar terutama untuk produk udang,” tambah Harry Lukmito.
Sementara itu, Howard Ken Lukmito, Direktur SKBM menambahkan, pasar lokal memang tidak terlalu besar kontribusinya terhadap kinerja perseroan. Namun begitu, pihaknya tetap menggarapnya terutama lewat pasar tradisional, e-commerce, dan modern market.
Pihaknya juga terus melakukan strategi memperbanyak produk sehingga masyarakat punya banyak pilihan. Selain itu, pihaknya juga mengubah kemasan dari ukuran 500 gram menjadi 250 gram. Hal ini untuk menyeesuaikan dengan buying power konsumen.
Pasar lokal yang paling terdampak karena pandemic adalah Horeca. Turunnya sangat tajam. Karenanya, akan pihaknya akan terus melakukan terobosan dengan memperkuat e-commerce dan traditional maket. Dia berharap, lewat terobosan yang dilakukan, kedepan pasar lokal juga akan tumbuh.
“Tahun ini kami juga akan belanja modal (Capex) tahun ini sebesar Rp 20 miliar untuk pengembangan pabrik di Jakarta dan Sidoarjo khususnya untuk cold storage. Sumber dananya dari cash internal. Kami yakin pasar lokal juga akan tumbuh tahun ini” tandas Howard Ken Lukmito. (ris)