Surabaya – Satu lagi perusahaan asal Surabaya yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kali ini dilakukan PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (PNEP) yang melakukan Initial Public Offering (IPO). Diharapkan dari IPO ini akan terkumpul dana segar sekitar Rp 200-250 miliar yang akan digunakan untuk ekspansi bisnis.
Menurut Eka Taniputra, Direktur Utama PNEP, pihaknya sudah melakukan persiapan IPO sejak akhir tahun 2021. Pihaknya berhasil memenuhi compliance aspek legal, aspek keterbukaan dan aspek akuntansi sebagaimana disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari OJK serta BEI dalam proses IPO PNEP. Sehingga target listing tanggal 8 Agustus 2022 dengan kode emiten ELPI akan terlaksana dengan baik,” kata Eka Taniputra saat Public Expose di kantornya, Kamis (14/7).
Dijelaskan, ELPI akan melepaskan saham sebesar 15 persen atau sebanyak 1.112.000.000 lembar saham kepada masyarakat guna kepentingan pengembangan bisnis dan lini usaha PNEP dalam 2 tahun kedepan. Saham perdana ELPI akan ditawarkan dengan harga antara Rp 190-240.
Dia yakin, dari IPO ini nanti akan terkumpul dana sekitar Rp 200-250 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk kemajuan ELPI bukan untuk membayar utang usaha . Sebab itu, dia sangat yakin calon investor dan pasar akan menyambut baik atas listing ELPI.
“Calon investor dapat melihat prospektus dan kinerja keuangan ELPI dalam 2 tahun terakhir yang telah di audit,” tambah Eka.
Dikatakan, saat ini ELPI telah memiliki dan mengoperasikan kapal lebih dari 100 armada. Dalam 2 tahun kedepan ELPI telah mempunyai business plan diantaranya pengadaan beberapa kapal Offshore Support Vessel (OSV).
Selain itu juga ekspansi usaha operasional di Malaysia dengan bekerjasama dengan Kazo Sdn Bhd. Bahkan pihaknya ikut penyertaan saham 49 persen atas perusahaan tersebut karena dinilai memiliki prospek yang sangat bagus kedepan.
“Kami juga akan membangun kantor operasional dan pembentukan Training Center. Semua dana investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 200 -250 miliar. Kami optimis dana tersebut akan tercukupi dari dana IPO,” ujarnya.
Sementara itu, Efilya Kusumadewi, Direktur Keuangan ELPI menambahkan, dari tahun ke tahun aset dan ekuitas mengalami kenaikan yang cukup signifikan termasuk pada saat pandemi Covid-19.Pihaknya bisa melewati krisis tidak hanya pandemic Covid-19 namun juga krisis minyak di tahun 2015 dimana harga minyak turun drastis serta krisis keuangan global.
Hal itu karena pihaknya telah melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaan dan pengawasan dari Komisaris serta kerja keras karyawan selama ini. ELPI tidak sampai melakukan restrukturisasi.
“Semua kewajiban perbankan dapat kami penuhi on schedule dengan kas operasional Perseroan,” tandas Efilya
Eka meyakinkan, operasional ELPI akan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi Surabaya dan Jawa Timur. Karena ELPI juga mempunyai anak perusahaan dan afiliasi yang berdomisili di Gresik.
ELPI dan afiliasi berkomitmen untuk dapat melahirkan putra-putri terbaik bergabung menjadi bagian talent profesional sebagaimana visi ELPI yaitu “To be a world-class company with Indonesian pride offering sustainable total marine solutions”.
“Bahkan 100 persen karyawan di ELPI dan afiliasi sebagaian besar merupakan putra-putri terbaik dari Universitas yang ada di Surabaya dan Jawa Timur yang membuktikan sumbangsih ELPI pada dunia Pendidikan,” tandas Eka Taniputra.
Menurutnya, PNEP dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas biasa disebut sebagai Marine Contractor telah dipercaya untuk memberikan dukungan dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (“K3S”) berdasarkan tender dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (“SKK MIGAS”).
Beberapa klien dari PNEP diantaranya Kementrian Perhubungan, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Trans Kontinental, Total E&P Indonesia, BP Petroleum, Petronas, Chevron, Medco Energi dan lain sebagainya.
Sementara itu, wawan Heri Purnomo, Corporate Secretary ELPI mengatakan, salah satu keunggulan dari ELPI dibanding company lain dalam bisnis offshore adalah mempunyai 2 company afiliasi yang bergerak dibidang Shipyard atau galangan di Gresik dan Samarinda dengan jenis usaha perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Sehingga, jika terdapat kendala maka dapat dengan cepat dilakukan penanganan. Sebab company afiliasi mempunyai engineer sendiri yang mampu untuk melakukan monitoring dan prediktif atas fleet yang berada di klien .
“Sehingga memberikan service excellent kepada klien karena tidak memerlukan lagi pihak ketiga jika terjadi trouble atas fleet yang disewakan. Selain itu engineer inhouse juga mampu dan cakap membuat design rancang dan bangun kapal standar internasional sesuai kebutuhan klien,” ujar wawan Heri Purnomo. (ris)