Jakarta, BisnisJatim.Id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif di level 7.382 atau menguat 3,77% dalam seminggu pada akhir perdagangan, Jumat, 6 Desember 2024. IHSG berhasil rebound dari area support-nya sekaligus mengakhiri penurunan IHSG yang terjadi selama November yang ditandai dengan berhasil ditutup di atas MA20 daily-nya.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani meyakini apabila IHSG berhasil bertahan di atas level 7.250 yang merupakan level support terdekat maka IHSG berpotensi untuk terus menguat hingga ke level 7.500 – 7.600 pada akhir tahun ini.
“Mengingat kenaikan terjadi di saham-saham konglomerat yang berada di dalam top 10 kapitalisasi pasar IHSG maka peluang penguatan lanjutan juga cukup terbuka lebar di saham-saham tersebut pada momentum window dressing saat ini,” jelasnya, Selasa (10/12).
Laju positif IHSG pada pekan lalu tertopang 2 top gainers yakni IDX Energy dan IDX Infrastructure. IDX Energy menguat 4,5% dalam sepekan kemarin yang disebabkan oleh kenaikan saham ADRO sebesar 10,6%. ADRO berhasil rebound dari area support-nya pasca ex-date dividennya.
Pergerakan ADRO juga dipengaruhi oleh sentimen aksi korporasi yaitu listingnya AADI yang merupakan anak perusahaan ADRO. AADI berhasil ditutup di level ARA pada 2 hari pertama sejak listing di bursa.
Sementara itu, IDX Infrastructure dalam sepekan kemarin naik sebesar 4,3% yang disebabkan oleh kenaikan saham BREN sebesar 28% selama periode yang sama. BREN menguat setelah menyampaikan keterbukaan informasi mengenai rencana emiten untuk membagikan dividen interim kepada pemegang sahamnya.
BREN berencana untuk membagikan dividen interim sebesar Rp 506 miliar atau Rp 3 per lembar saham. Adapun jadwal pembagian dividen cum-date dividen: 11 Desember 2024, ex-date dividen: 12 Desember 2024 dan pembayaran dividen: 20 Desember 2024.
Pada perdagangan Jumat kemarin BREN juga menjadi saham yang paling banyak diakumulasi oleh investor asing, dimana investor asing melakukan pembelian di saham BREN sebesar Rp128 miliar di pasar regular.
Meski menguat positif, IHSG pada pekan lalu ternyata masih tersandera 2 top losers, yakni IDX Transport dan IDX Consumer Cyclicals. IDX Transport melemah 1,3% dalam sepekan kemarin, dimana sektor transportasi menjadi sektor yang seharusnya mendapatkan keuntungan atas kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga tiket pesawat pada periode Nataru tahun ini, namun rupanya pelaku pasar belum merespon kebijakan tersebut dengan positif terhadap sektor ini.
Sementara itu, IDX Consumer Cyclicals dalam sepekan kemarin turun sebesar 0,9% dan menjadi sektor yang mengalami rotasi dalam menjaga pergerakan IHSG. Pelemahan yang terjadi pada sektor ini juga disebabkan minimnya sentimen.
Mencermati potensi market pada sepekan kedepan 9-13 Desember 2024, Dimas mengimbau para trader untuk memerhatikan 3 sentimen yang bakal mempengaruhi market, yakni inflasi tahunan AS bulan November, PPI bulanan AS (November) dan dimulainya momentum window dressing.
Pertama, terkait sentimen inflasi tahunan AS bulan November, pada Rabu pekan ini inflasi tahunan AS bulan November diprediksi akan mengalami kenaikan di level 2,7%. Capaian ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 2,6%, namun masih berada di dalam rentang yang sama dalam 4 bulan terakhir.
“Jika kita lihat dari target yang ditetapkan The Fed yaitu inflasi sebesar 2% di 2024 maka data inflasi November apabila sesuai dengan konsensusnya, masih sejalan untuk semakin mendekati target inflasi yang ditetapkan The Fed tersebut. Namun demikian, Jerome Powell selaku Gubernur The Fed sudah memberikan sinyal terhadap pemangkasan suku bunga yang akan terjadi dalam waktu dekat pada pertemuan sebelumnya.”
Kedua, sentimen PPI bulanan AS (November). Sehari setelah rilis inflasi, AS juga merilis dari sisi produsen. PPI bulanan AS November diprediksi mengalami kenaikan atau mencatatkan inflasi sebesar 0,3%. Apabila data konsensus benar maka capaian bulan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan merupakan capaian tertinggi sejak Juli lalu.
“Diketahui, indikator ini sempat menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar dan pemangku kebijakan, karena mengalami penurunan yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir sehingga kekhawatiran terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi AS bahkan resesi sempat ramai dibicarakan. Akan tetapi, setelah kemenangan Trump dalam Pilpres kemarin yang salah satu kebijakan ekonominya adalah menurunkan tarif pajak penghasilan dan usaha serta akan memperkuat posisi keuangan perusahaan di AS maka kekhawatiran terhadap terjadinya pelemahan atau resesi ekonomi AS sudah mulai surut.”
Ketiga, sentimen dimulainya momentum window dressing. Jika dilihat pada teknikal IHSG yang berhasil ditutup di atas MA20 daily pada 4 Desember lalu maka ini merupakan indikasi pembalikan trend yang terjadi di IHSG. Terakhir kali IHSG ditutup di atas MA20-nya terjadi pada 25 Oktober silam dan sejak saat itu pergerakan IHSG terus tertekan hingga ke level 7.041 dan menjadi level terendahnya sejak Juli lalu.
“Jika kita lihat dari data foreign flow juga, akhirnya investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar regular pada 3-4 Desember kemarin. Aliran dana asing yang masuk ke IHSG terakhir terjadi pada awal November, yang artinya selama November investor asing konsisten melakukan distribusi di saham-saham IHSG dan saat ini sudah kembali melakukan pembelian,” jelas Dimas.
“Namun jika melihat nominal inflow yang dilakukan investor asing pada 3-4 Desember kemarin yang terbilang masih sedikit maka kita perlu melihat konsistensi dan agresivitas investor asing masuk kembali ke IHSG di tengah momentum window dressing tahun ini,” imbuhnya.
Berkaca pada 3 sentimen di atas, terutama momentum dimulainya window dressing, PT Indo Premier Sekuritas menghadirkan Booster Modal hingga 10x dan fitur trading canggih yang dirancang untuk membantu para trader mengoptimalkan potensi profit mereka dengan leverage di momentum window dressing saat ini.
Selain itu, IPOT juga menghadirkan program edukasi “Tiba-Tiba Jadi Trader” yang memberikan dukungan menyeluruh bagi para investor yang ingin mendalami leverage trading untuk memaksimalkan potensi profitnya. Berikut beberapa rekomendasi saham dari IPOT yang layak untuk dipantau pekan ini dan dimaksimalkan profitnya dengan leverage:
- Buy BREN (Current Price: 8.500, Entry: 8.500, Target Price: 9.200, Stop Loss: 8.150, Risk to Reward Ratio 1:2,0). BREN menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing pada pekan lalu. Emiten ini berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini.
- Buy PANI (Current Price: 17.000, Entry: 17.000, Target Price: 18.300, Stop Loss: 16.500, Risk to Reward Ratio 1:2,0). PANI berpeluang menjadi saham yang dijadikan untuk menaikkan IHSG pada momentum window dressing tahun ini. Sentimen positif datang dari segera rampungnya ruas jalan tol PIK 2 yang rencananya akan diumumkan pada akhir tahun atau Januari 2025 mendatang.
- GOTO (Current Price: 77, Entry: 74, Target Price: 86, Stop Loss: 68, Risk to Reward Ratio 1:2,0). GOTO menjadi saham yang mengalami akumulasi dari investor asing dalam 1 bulan terakhir. Emiten ini juga berpeluang menjadi saham yang mengalami kenaikan pada periode window dressing.
- Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI). Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) ini underlying saham-saham perbankan yang berpotensi mengalami kenaikan pada periode window dressing. Terlebih, Reksa Dana Saham PFS ini menjadi salah satu produk PFS yang memiliki kinerja yang baik dalam 3 tahun terakhir. BJ3