Surabaya – PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), emiten yang bergerak di sektor pengolahan udang.kini mulai intensif menggarap pasar lokal setelah sebelumnya sukses masuk dipasar ekspor. Karena potensi pasar lokal cukup besar terutama produk value added.
Menurut Martinus Soesilo, Direktur Utama PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, selama ini pihaknya memang fokus menggarap pasar ekspor khususnya di Amerika dan Jepang. Karena potensi market udang di dua negara tersebut cukup besar.
Sehingga selama ini sekitar 70-75 persen produksinya diekpor ke Amerika. Dan sisanya di ekspor ke Jepang dan beberapa negara lain di Eropa. Namun pasar udang mentah saingannya cukup kuat terutama dari India dan Ekuador, maka pihaknya mulai meningkatkan penjualan produk udang value added.
“Amerika dan Jepang memang konsumsi udangnya sangat tinggi. Selama ini kami masuk lewat pasar retail. Sehingga tetap aman meskipun ada pandemi. Sebab saat ini pasar udang lewat restauran atau hotel mengalami penurunan signifikan,” kata Martinus Soesilo saat launching Ebinoya di Surabaya (26/1)/
Dia mengaku, potensi market produk udang value added cukup besar. Bukan hanya dipasar ekspor saja, namun juga dipasar lokal. Sebab itu, saat ini pihaknya juga semakin intensif menggarap market lokal.
Dia yakin, lewat produk Ebinoya yang baru saja dirilis, pihaknya akan mampu meningkatkan penjualan produk value added di dalam negeri. Pihaknya juga melakukan strategi menggandeng retailer besar di Indonesia seperti LotteMart, Aeon, Papaya, Yogya Group, Meat Mart, Frestive dan Smarco.
Selain itu pihaknya juga melakukan Kerjasama dengan beberapa pengelola restauran besar yang sudah punya nama seperti HokBen, Sushi Tei, ThaiStreet, Das Bistro.
“Kami akan terus menggandeng banyak retailer dan restaurant besar lagi. Sehingga penetrasi pasar domestik untuk produk value added bisa berkembang pesat kedepan,” tambahnya.
Dijelaskan, produk value added Ebinoya yang membidik market kelas middle up, akan mampu bersaing. Pasalnya, selain segme yang dibidik kelas premium, juga pihaknya menyediakan banyak varian. Misalnya untuk produk Ebinoya ready to cook ada Ebi Furai, Butterfly Ebi Furai dan Shrimp Pop Corn. Sedangkan untuk produk ready to eat shrimp, ada Sushi Ebi.
“Saat pandemic seperti sekarang, banyak ibu-ibu yang suka memasak sendiri di rumah. Salah satu paling favorit adalah masakan udang. Sehingga Ebinoya bisa jadi pilihan menarik,. Kami akan terus mencari peluang dengan varian baru sehingga bisa diterima konsumen” tandas Martinus.
Sementara itu, Christian Jonathan, corporate secretary PT PMMP menambahkan, diversifikasi produk value added diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja perseroan kedepan. Selain potensi market yang cukup besar dan bisa terus dikemgbangkan, juga produk value added akan memberikan margin lebih baik.
Soal bahan baku dia tidak khawatir. Sebab pihaknya memiliki lahan budidaya yang cukup besar.Kapasitas produksinya saat ini sekitar 25 ribu ton per tahun. Kapasitas akan ditingkatkan menjadi 35.000 ton per tahun seiring dengan akan beroperasinya dua pabrik baru tahun ini dan tahun depan. Sehingga nanti total perseroan mengoperasikan 9 pabrik.
“Saat ini kontribusi dari produk value added masih 15-20 persen. Kami yakin dengan menggarap pasar dometik, tahun 2023 nanti kontribusi value added akan naik menjadi 35-40 persen,” ujarnya.
Soal kinerja peseroan tahun 2020, Christian menambahkan, meskipun pandemic kinerjanya cukup bagus. Hal ini terlihat dari penjualan hingga Juni 2020 sebesar USD 83,3 juta naik 12,6 persen atau USD 0.3 juta dari tahun lalu periode yang sama.
Sementara penjualan khusus produk value added meningkat signifikan 66.4 persen dari tahun lalu periode yang sama. Hingga Juni 2020, produk value added volume penjualanya naik dari 1.073 ton menjadi 1.786 ton.
“Tahun lalu, hingga Juni 2020 perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar USD 5,3 juta naik USD 4,6 juta atau 630 persen dari laba bersih pada Juni 2019 sebesar USD 0,7 juta,” tandas Christian Jonathan. (ris)