BISNISJATIM.ID – Japan Tobacco International (JTI) Indonesia menggelar forum diskusi bersama para pemangku kepentingan bertema “Sustainability Water and Conservation” untuk membahas tantangan pengelolaan sumber daya air di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang, Kabupaten Pasuruan. Forum ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas komunitas dan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga kelestarian air guna menciptakan ekosistem yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, JTI Indonesia berkolaborasi dengan komunitas Bantuan Sosial Komunikasi Masyarakat (BASKOMAS) yang tergabung dalam Gerakan Kesadaran Alamku Hijau, serta para penggiat lingkungan di Pasuruan. Forum ini turut melibatkan unsur pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan masyarakat dalam merumuskan upaya bersama mengatasi persoalan pengelolaan air di wilayah tersebut.
Acara dibuka oleh Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Brantas Sampean Muchtar Effendi, S.Hut., M.Si, yang menegaskan bahwa perlindungan ekosistem air di DAS Welang harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir.
“Menjaga ekosistem air di DAS Welang dari hulu hingga hilir merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dinegosiasikan. Kondisi hulu yang terjaga akan menentukan kualitas lingkungan di bagian tengah dan hilir DAS,” ujar Muchtar.
Ia menambahkan, terganggunya fungsi ekologis DAS berpotensi menimbulkan dampak serius, seperti penurunan kualitas lingkungan, banjir, kekeringan, hingga longsor. Oleh karena itu, Muchtar mengapresiasi terselenggaranya forum diskusi ini dan berharap dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan.
“Perlindungan dan pemulihan ekosistem air hanya dapat berhasil melalui kolaborasi seluruh pihak,” tegasnya.
Sementara itu, People & Culture Manager JTI Indonesia, Agung Prabowo, memaparkan sejumlah inisiatif perusahaan dalam mendukung pelestarian sumber daya air di wilayah Pasuruan.
“JTI memiliki rekam jejak dalam pelestarian air, mulai dari penanaman pohon di kawasan hulu Putuk Elang dan Putuk Lesung, penanaman kopi di Sumberejo, hingga pelibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai,” jelas Agung.
Ia juga menyebutkan bahwa secara internal JTI Indonesia telah menerapkan sistem pengolahan limbah terpadu agar air dapat dimanfaatkan kembali. Meski demikian, tantangan pengelolaan air di kawasan tangkapan DAS Welang dinilai masih sangat besar.
“Upaya tersebut masih terbatas jika dibandingkan dengan besarnya tantangan yang dihadapi. Karena itu, dibutuhkan aksi nyata dan kolaborasi berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.
Melalui forum ini, JTI Indonesia berharap tercipta komitmen bersama dalam menjaga kelestarian sumber daya air. Dengan kolaborasi yang solid, perlindungan ekosistem air tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menjamin masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. (QFN)







