HeadlineKeuanganPasar Modal

Kebijakan BOJ dan Laporan Q1 Emiten Pengaruhi Perdagagan Saham Minggu Ini

×

Kebijakan BOJ dan Laporan Q1 Emiten Pengaruhi Perdagagan Saham Minggu Ini

Sebarkan artikel ini

Jakarta, BisnisJatim.Id – Berbicara tentang potensi market pada perdagangan 29 April-2 Mei 2025 yang akan berlangsung dalam 4 hari perdagangan karena ada libur May Day (Hari Buruh) pada Kamis, 1 Mei 2025, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengimbau para trader untuk mencermati sejumlah sentimen.

Pertama, keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (BOJ), dimana pada Kamis pekan ini Bank Sentral Jepang akan mengumumkan keputusan tingkat suku bunga acuannya, yang berdasarkan konsensus BOJ diperkirakan akan menahan tingkat suku bunganya di level saat ini (0,5%).

“Melihat kondisi makro ekonomi Negeri Sakura tersebut, dimana indikator inflasi yang konsisten mengalami kenaikan dalam 2 tahun terakhir maka besar kemungkinan BOJ akan melakukan kenaikan suku bunga kedepannya,” terang Dimas, Senin (28/4).

Kekhawatiran bagi pelaku pasar adalah jika BOJ mendadak meningkatkan suku bunganya atas dasar menjaga stabilitas perekonomian negaranya, jelasnya, maka hal ini akan memicu Carry Trade terjadi lagi.

“Pada 5 Agustus 2024, indeks saham global mengalami penurunan yang signifikan yang disebabkan Carry Trade ini karena pada saat itu keputusan BOJ untuk meningkatkan suku bunganya yang di luar ekspektasi pelaku pasar.”

Kedua, laporan kinerja emiten Q1 2025. Sepanjang minggu ini sejumlah emiten diperkirakan akan menyampaikan laporan kinerja untuk kuartal 1 2025. Berikut adalah perkiraan jadwal laporan kinerja emiten Q1 2025: Senin, 28 April: ADMR, BBNI, TLKM, Selasa, 29 April: ADRO, BMRI, GOTO, INC dan Rabu, 30 April: BRIS, BBRI, ISAT, SMGR.

Seperti yang diketahui apabila pada saat penyampaian laporan kinerja dan emiten tersebut berhasil mencatatkan kinerja yang baik atau bahkan melebihi ekspektasi konsensus maka tersebut menjadi katalis positif bagi saham emiten tersebut.

Ketiga, Non-Farm Payrolls US (April), dimana pada Jumat nanti biro statistik tenaga kerja AS akan menyampaikan data Non-Farm Payroll Employment untuk bulan April. Berdasarkan konsensusnya diperkirakan tingkat ketenagakerjaan AS di luar sektor pertanian untuk bulan April akan mengalami penurunan yang cukup signifikan dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 130.000 (vs. Maret 2025: 228.000).

“Data ini akan berpengaruh terhadap arah kebijakan moneter yang akan dilakukan The Fed. Apabila data ketenagakerjaan kuat maka ekspektasi penurunan suku bunga akan berkurang, begitupun sebaliknya.”

Ia menambahkan berdasarkan analisis dari CME FedWatch Tool, probabilitas The Fed untuk memangkas suku bunganya pada 7 Mei mendatang hanya sebesar 10%, yang artinya kecil kemungkinan terjadi penurunan suku bunga di Mei nanti.

Menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed juga akan berpeluang untuk menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. BJ1