Surabaya, BisnisJatim.Id – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Global Onkolab Farma (GOF) meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka, khususnya Fluorodeoxyglucose (FGD), untuk keperluan deteksi dini penyakit kanker.
Fasilitas ini disiapkan untuk melayani rumah sakit di kawasan Jawa Timur. Ini merupakan pembangunan fasilitas Kalbe yang kedua, setelah Jakarta.
Groundbreaking fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka ini dihadiri oleh Dirjen Farmalkes Kemenkes (Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan) sekaligus Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalucia; Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur, Dyah Wahyu Ermawati;
Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo, Dr. Fenny Apridawati; Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof Erwin Astha Triyono; Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Lakshmie Herawati Yuantina; Presiden Direktur GE Healthcare Indonesia, dr. Anthony Lawrance; Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia, dr. Eko Purnomo; para pemilik, pimpinan, dan perwakilan rumah sakit; serta Direktur PT Kalbe Farma Tbk Mulialie.
“Radiofarmaka produksi dalam negeri ini merupakan wujud kontribusi Kalbe untuk meningkatkan kemandirian kesehatan Indonesia. Pembangunan fasilitas di Surabaya merupakan fasiilitas kedua milik Kalbe, setelah dimulainya pembangunan di Jakarta pada 1 Februari 2024. Pembangunan fasilitas radiofarmaka dalam negeri merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk terus meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat, terutama dalam penanganan penyakit kanker,” ujar Direktur PT Kalbe Farma Tbk Mulialie, usai Ground Breaking, Kamis (15/8).
Mulialie menambahkan bahwa pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan, yaitu program transformasi kesehatan; serta sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
“Pendirian fasilitas produksi ini bagian dari kontribusi sektor industri dalam hal ini Kalbe untuk mengakselerasi pertumbuhan ekosistem radiofarmaka dan kedokteran nuklir di Indonesia. Peran dari para stakeholder lain tentulah sangat diperlukan, khususnya dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, BAPETEN & BPOM. Tidak terkecuali dukungan dari Organisasi Profesi yaitu PKNI (Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia) serta komitmen dari Rumah Sakit sebagai garda terdepan pelayanan kepada masyarakat,” kata Mulialie.
Fasilitas produksi radiofarmaka yang akan dibangun ini direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025. Fasilitas produksi radiofarmaka yang memproduksi Fluorodeoxyglucose (FGD) ini sangat diperlukan untuk menunjang layanan pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) yang ada di rumah sakit.
Ia berharap produksi radiofarmaka Kalbe dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam pemeriksaan PET/CT-Scan sekaligus membantu memperluas akses ke lebih banyak pasien kanker untuk menjalani terapi kanker secara komprehensif.
PET/CT-Scan adalah pemeriksaan pencitraan medis tingkat lanjut yang memberikan informasi mendetail tentang fungsi organ atau sistem dalam tubuh, khususnya untuk mendeteksi adanya penyakit kanker. Dibandingkan MRI scan atau CT scan saja, PET-CT scan atau PET-MRI scan dapat memberikan lebih banyak informasi untuk penentuan tahap kanker.
Pemeriksaan PET-CT membutuhkan dengan ketersediaan radiofarmaka FDG (Fluorodeoxyglucose). Sayangnya, fasilitas produksi produk radioisotop dan radiofarmaka dalam negeri yang tersertifikasi masih terbatas.
Kanker menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian utama di Indonesia, tetapi sebagian besar penderita kanker datang ke rumah sakit ketika memasuki stadium akhir. Untuk itu, perlu upaya memperkuat deteksi dini terhadap penyakit kanker.
Kerja sama antara Kalbe dengan pihak rumah sakit dapat memberikan nilai tambah pada layanan Oncology Center, yang ada di rumah sakit. Di antaranya, penyediaan dan pengembangan berbagai macam obat kemoterapi, layanan radioterapi dengan mempersiapkan penyediaan radiofarmaka untuk mendukung layanan PET-CT ke depannya, serta layanan kanker lainnya, seperti produk nutrisi untuk perawatan kanker.
“Saat ini Kalbe telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit untuk pemanfaatan radiofarmaka, tidak terbatas pada tatalaksana kanker/onkologi saja. Namun diharapkan dapat digunakan untuk penilaian jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri/mental serta di bidang-bidang lain di dunia kedokteran,” tutup Mulialie. BJ1