Surabaya – PT Intiland Development Tbk sukses menyelenggarakan program pelatihan kepemimpinan bagi para generasi muda yang bernama I AM Intiland Young Leaders (IYL) yang berlokasi di Tasola Beach Village, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen Perseroan untuk pemberdayaan generasi muda sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Program dan kegiatan IYL diselenggarakan di Desa Tangguh Wisata Kadin Indonesia, Tasola Beach Village, Tanak Song Lauk, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada 17-20 Juni 2022.
Program ini diikuti sebanyak 15 orang peserta dan panita yang berusia 18-25 tahun. Para peserta memiliki latar belakang mahasiswa dan profesional dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Surabaya, Kalimantan, hingga Papua.
Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu, SH berkesempatan secara langsung meresmikan pembukaan program IYL bertempat di pendopo utama Tasola Beach Village, Sabtu (18/06). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Theresia Susanti Asih, M.Si perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Direktur Eksekutif Kadin Provinsi Nusa Tenggara Barat Ir. Khairil Anwar, MM, dan Hendra Wiraksa selaku Ketua Kadin Kabupaten Lombok Utara, serta Fakhruddin, S.P selaku Kepala Desa Jenggala, yang merupakan wilayah administrasi yang menaungi lokasi Tasola Beach Village.
Dalam sambutannya Djohan Sjamsu menyampaikan arahan dan harapan besar kepada para peserta program IYL agar mampu berprestasi dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat. Para generasi muda diharapkan mampu bersaing dan menjadi pemimpin yang berkualitas, serta pro-aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sosial.
“Tidak semua orang bisa dan mampu menjadi pemimpin karena untuk menjadi pemimpin dibutuhkan sebuah proses, butuh disiapkan, butuh latihan dan pengalaman. Ini adalah program yang sangat baik untuk belajar dan mendapatkan pengalaman menjadi pemimpin masa depan,” ujarnya lebih lanjut.
Program IYL diselenggarakan melalui serangkaian kegiatan dan aktivitas, seperti tahapan proses seleksi peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Peserta terpilih diberikan pembekalan dan pendalaman dengan materi berupa kelas leadership, public speaking dan financial sebagai bekal bagi peserta sebelumerjun langsung ke masyarakat untuk berkontribusi nyata dalam pengembangan desa wisata dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Theresia Rustandi corporate secretary dan head of CSR Intiland menjelaskan IYL merupakan program inisiatif CSR berkelanjutan berskala nasional dari Intiland yang menjadi bagian dari Program Intiland Youth Panel. Berkolaborasi dengan komunitas anak muda IAM Community, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kadin Nusa Tenggara Barat, program ini bertujuan untuk menyiapkan generasi muda menjadi pemimpin masa depan di berbagai industri.
Menurutnya, program IYL menjadi ‘kawah candradimuka’ bagi generasi muda untuk berlatih, mengeksplorasi, dan mengembangkan potensi yang dimiliki di bidang kepemimpinan, problem solving, analytical thinking dan public speaking. Program ini memberikan bekal dan pengalaman bagi mereka untuk menjadi calon pemimpin masa depan Indonesia agar mampu berkontribusi nyata untuk pengembangan desa wisata.
“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang luar biasa kepada para peserta yang telah memberikan komitmennya, tenaga, waktu, dan biaya untuk mengikuti program ini. Ini sebuah investasi yang sangat positif buat upaya pengembangan diri dan bagi masyarakat secara luas,” kata Theresia.
Penyelenggaraan program IYL memfokuskan program dan kegiatannya pada aktivitas edukasi, keahlian, pengembangan personal, dan motivasi mengenai industri dan investasi properti. Kegiatan ini mengusung agenda utama berupa masterclass session, community services, campaign challenge, dan awarding night.
Pada masterclass session menghadirkan pembicara dan nara sumber dari perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan KADIN Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peserta mendapat pemaparan dari para narasumber mengenai berbagai faktor penting dan strategis dalam pengembangan ekonomi daerah serta mengulas tentang peran pelaku usaha dalam menggerakan roda perekonomian, termasuk tantangan yang dihadapi serta peluang dan peran anak-anak muda di dalamnya.
Dalam sesi tersebut, Theresia Susanti selaku wakil dari KKP secara khusus memaparkan faktor-faktor penting dalam upaya pemulihan ekonomi melalui inisiatif desa wisata bahari dan pemberdayaan masyarakat lokal. Sesi ini mengulas secara jelas strategi, peluang, serta risiko-risiko di industri bahari serta tips dan trik dalam pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek sosial lingkungan.
Pada sesi community services dan campaign challenge, seluruh peserta mendapat kesempatan berkontribusi secara langsung kepada masyarakat dengan melakukan kegiatan bimbingan, edukasi, dan pendampingan kepada warga Tasola Beach Village . Peserta berbagi pengalaman mengenai tips cerdas pengelolaan keuangan dan pendayagunaan media sosial sebagai media promosi produk-produk masyarakat Tasola Beach Village guna meningkatkan pendapatan ekonomi warga.
Selain itu, peserta juga berkesempatan untuk melakukan eksplorasi daerah wisata yang ada di Lombok, seperti berkunjung ke Desa adat Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah. Peserta dapat belajar secara langsung proses pembuatan kain tenun khas Lombok dan mencoba mengenakan pakaian Lambung dan pakaian Pegon yang merupakan pakaian adat Suku Sasak.
Para peserta juga berkesempatan mengunjungi Desa Adat Sasak Sade, Lombok Tengah yang merupakan salah satu dusun dengan penduduk asli pulau Lombok yaitu Suku Sasak. Mereka belajar mengenai kekayaan budaya serta kebiasaan unik Suku Sasak dan melihat langsung rumah-rumah adat suku Sasak yang masih tejaga kelestariannya.
Selain belajar tentang keagungan budaya lokal, peserta juga mengeksplorasi berbagai destinasi wisata alam unggulan. Selain mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, para peserta juga mengeksporasi keindahan pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese yang berada di kawasan Lombok Tengah. Kunjungan lainnya yakni ke workshop dan pusat penjualan mutiara sebagai cinderamata dan produk unggulan khas Lombok.
Pelaksanaan program IYL juga mendapatkan penilaian positif dari para peserta. Selain memberikan apresiasi terhadap inisiatif program ini, mereka juga sangat aktif dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan.
“Ini program dan kegiatan yang luar biasa. Saya mendapatkan teman baru, pengalaman baru, dan dapat meningkatkan kemampuan dan softkill saya,” ujar Adella Miranda Abas, salah satu peserta asal Pulau GAG, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Adella saat ini bekerja sebagai karyawan profesional di sebuah perusahaan tambang di Papua Barat.
Pendapat senada disampaikan Muhammad Khalifah, peserta dari Jakarta yang mengaku senang dapat berkenalan dan menjalin relasi dengan peserta lain dari seluruh Indonesia. Ia dapat bertukar pikiran dan belajar hal-hal baru, mengingat di Indonesia begitu luas dan memiliki banyak perbedaan di setiap daerah.
“Saya senang, kami bisa menyatukan perbedaan tersebut serta dapat belajar hal-hal baru, mulai dari leadership, belajar memahami pola pikir rekan-rekan yang lainnya, dan belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan warga lokal,” ujarnya lebih lanjut.
Theresia Rustandi berharap program ini dapat menjadikan pilar bagi generasi muda untuk melakukan eksplorasi program pemulihan ekonomi pasca bencana dan pandemi untuk masyarakat setempat secara bersama-sama. Program ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat mengenai potensi Tasola Beach Village sekaligus memberikan pelatihan dan sharing kepemimpinan dasar bagi para generasi muda setempat.
“Kami senang melihat antusiasme anak-anak muda yang luar biasa kreatif dengan ide-ide segar dan punya passion kuat untuk saling berbagi pengalaman dan punya komitmen yang kuat untuk belajar dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” kata Theresia Rustandi.(ris)