SURABAYA-Bank Bukopin berkomitmen mendukung pengembangan pelaku usaha rintisan (startup) yang bergerak di sektor financial technology (fintech) di Indonesia karena potensi pasarnya cukup besar.
Direktur Konsumer PT Bank Bukopin Tbk Rivan A Purwantono menyatakan banyak sekali pelaku startup di Indonesia sudah runtuh lebih dulu sebelum mereka menikmati hasil apa-apa. Disitulah, mereka butuh kawalan, mulai masuk di dalam proses inkubasi yang baik sampai pada proses-proses selanjutnya seperti perizinan dan sebagainya. Bahkan, ekstremnya mereka butuh pengawalan sampai menjadi unicorn yang handal.
“Nah, tidak semua perbankan peduli akan hal tersebut, malah kadang-kadang memaksa mereka di ending rekening mereka. Nggaklah. Kita ada di proses mengedukasi mereka,” kata Rivan disela-sela acara Startup Nations Summit 2018 di Surabaya, Jumat (16/11).
Startup Nations Summit 2018 merupakan forum berskala internasional yang mendorong kolaborasi industri kreatif digital. Kegiatan tersebut diikuti oleh para perwakilan startup dari 170 negara.
Rivan membeberkan, bercerita masalah startup digital itu tak lepas dari tahapan-tahapan. Tahapan pertama, mereka dlihat dari medsos-nya, tahapan kedua, payment servisnya, tahapan berikutnya adalah serving, loan sampai investment lainnya. Dari tahapan payment sampai ke investmen itu semua berkaitan dengan bank. Pelaku startup apapun mesti berhubungan dengan bank. Karena itu, janganlah mereka dibiarkan tanpa edukasi dari perbankan.
“Inilah yang kita sebut keberpihakan Bukopin terhadap mereka untuk sampai menjadi startup yang kuat dan baik dan betul-betul menjadi unicom yang handal di Indonesia. Karena potensi marketnya luar biasa. Dan kita punya pengalaman untuk bisa kita sharing ke mereka,” tuturnya.
Selain itu, menurut Rivan, masalah startup juga tak melulu modal yang kerap menjadi alasan startup layu sebelum berkembang. “Masalahnya ada di kolaborasi yang baik,” tandasnya.
Kolaborasi yang baik itulah yang juga menjadi fokus Bank Bukopin. Bahkan, hasil kolaborasi Bank Bukopin dengan para startup yang dibimbingnya telah berbuah manis dan diwujudkan dalam bentuk produk digital, tabungan Wokee. “Jadi tak perlu khawatir. Untuk menjadi hebat pasti dibutuhkan satu proses, prosesnya apa ? Mau nggak mau kita butuh mendapatkan apa yang disebut user experience, semua yang ternama sekarang, baik yang hijau ataupun merah hati past melakukan development terus menerus. Disitu kita perlu kolaborasi. Nah di BNV Labs kita sediakan co-worker,” ungkap Rivan.
BNV Labs merupakan inkubator yang mendorong tumbuh kembangnya ekosistem fintech di Indonesia. Program inkubasi tersebut ditujukan untuk menumbuhkan lebih banyak startup fintech yang mampu menciptakan solusi kolaboratif dengan para pelaku industri keuangan dan perbankan.
Melalui BNV Labs, Bank Bukopin ingin menunjukkan dukungannya pada pengembangan startup fintech pada berbagai aspek, mulai dari pengembangan ekosistem, akses pasar, dukungan bisnis, penyediaan co-working space, program pengembangan kapasitas, hingga mentorship.
Selain melalui BNV Labs, Rivan mengungkapkan Bank Bukopin juga terus mengembangkan produk, layanan dan aplikasi berbasis teknologi digital untuk memperkuat basis nasabah di segmen milenial, selain melalui aplikasi Wokee juga layanan Bukopinet.
Sejauh ini, ada beberapa startup yang telah dibimbing Bank Bukopin, ada diantaranya mereka sedang jalan dan belum selesai, yakni sekitar 6 startup. Beberapa diantaranya sudah keluar, salah satunya adalah Jojonomic. “Ada juga beberapa yang lain dan belum sampai masuk proses inkubasi sehingga belum bisa diumumnya,” kata Rivan.
Rivan menegaskan Bank Bukopin akan terus berkomitmen untuk berperan aktif dan berkelanjutan dalam mendorong pengembangan bisnis startup digital khususnya di bidang fintech di tanah air. “Kita akan cari startup-startup lagi. Kita bina hingga benar-benar menjadi unicorn yang handal dan kuat,” tandasnya.(RD)