PASURUAN-Industri Aspal di Purwosari, Pasuruan, PT Liman Jaya Transmix, telah dialiri gas bumi PGN.
Sebelumnya, sejak Mei 2018 Liman Jaya telah memakai CNG dari PGN Gagas, dengan volume rata-rata 55.000 m3 per bulan. Dengan telah selesainya konstruksi pipa distribusi, industri aspal ini pun memakai gas bumi sejak dilaksanakan pengaliran gas (gasin).
Dalam proses berlangganan gas bumi, pada awalnya Liman Jaya belum lolos verifikasi secara nilai keekonomian investasi PGN. Namun perusahaan ini bertekad untuk mendapatkan alokasi gas bumi. Dengan modal kapital yang cukup dimiliki oleh Liman Jaya, maka disepakati alternatif solusinya adalah berlangganan gas dengan skema Sharing investasi, yakni Liman Jaya mengeluarkan nilai investasi sebesar Rp 1 miliar untuk infrastruktur gas.
Pembangunan infrastruktur ini dimulai sejak Agustus 2018 lalu dilanjutkan dengan pengaliran gas CNG milik PGN Gagas. Dan sejak 15 April 2019 lalu gas bumi PGN telah dinyatakan mengalir.
Produksi aspal grup Liman Jaya berawal dari berdirinya PT Tripalindo Transmix di wringinanom Gresik pada tahun 2002, lalu pada 2016 berdirilah PT Liman jaya di Purwosari, Pasuruan. Di Purwosari inilah terdapat jaringan pipa PGN. Liman Jaya yang memiliki peralatan yang didesain untuk solar dan gas pun mengajukan permohonan berlangganan gas bumi.
Pemilik PT Liman Jaya, Henry Limantono mengatakan pemakaian gas CNG dan gas bumi cukup bagus, bersih tidak ada residu seperti di solar. Sedangkan memakai batubara juga tidak disarankan karena kotor. “Energi gas adalah solusi terbaik, dengan harga lebih ekonomis dan memiliki kemudahan dalam operasional tanpa harus menyediakan tempat penyimpanan (storage),” katanya.
Sales Area Head PGN Pasuruan Agus Mustofa Hadi mengungkapkan, Liman Jaya Transmix merupakan pelanggan ke dua yang gas-in hingga April 2019, setelah PT Merakindo Rajamix Perkasa. “Diharapkan dengan adanya pengaliran gas ke Liman Jaya Transmix ini akan terus berlanjut ke gasin-gasin berikutnya dan akan dapat memenuhi target PGN Area Pasuruan untuk menyerap gas tahun 2019 sebanyak 30,92 BBTUD,” ujarnya.(NR)