Surabaya – Developer terus membidik market property dari kalangan milenial. Sebab selain potensinya cukup besar juga terus tumbuh dan berkembang. Karena itu developer juga terus mengembangkan proyek barunya untuk membidik mereka. Salah satunya adalah PT Dunia Maju Kencana Propertindo yang mengembangkan perumahan Grand Everest di Surabaya Barat.
Anugerah Drestanala, Direktur Utama PT Dunia Maju Kencana Propertindo mengatakan, sebenarnya pasar properti masih cukup bagus meskipun ada pandemic. Sebab kebutuhan rumah terus meningkat terutama dari kalangan milenial dan pasangan muda.
Namun developer harus jeli melihat pasar. Sebab market milenial tidak hanya melihat lokasi dan kualitas desain bangunan saja. Namun mereka juga memperhatikan harga. Yang paling terjangkau yang akan diminati.
Selain itu, fasilitas hunian juga harus diperhatikan dengan baik. Sebab market milenial umumnya adalah pasangan muda yang memiliki gaya hidup tersendiri. Sehingga mereka membutuhkan fasilitas hunian yang sesuai dengan kebutuhan mereka seperti internet, play ground, jogging track, tempat ibadah,PDAM dan jaringan underground.
“Kami sudah melakukan riset, rumah yang masih banyak dibutuhkan masyarakat teruetama dari kalangan milenial yang harganya dibawah Rp 800 juta,” kata Anugrah Drestanala saat launching Grand Everest dan Marketing Gallery, belum lama ini.
Sebab itu, dia optimis Grand Everest yang dikembangkan diatas lahan seluas 1,5 hektar akan sold out dalam waktu 1-2 bulan. Rencananya pembangunan akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama sebanyak 84 unit dan tahap kedua sebanyak 56 unit.
Ada beberapa tipe yang akan dikembangkan baik satu dan dua lantai dengan konsep one gate system . Sesuai dengan target market yakni milenial dan pasangan muda, pihaknya menawarkan rumah dengan harga mulai Rp 500-an juta.
“Harga memang sengaja kami bikin lebih terjangkau. Hal ini untuk menyesuaikan market yang kami bidik. Selain itu, land yang kami miliki juga sudah cukup lama sehingga cost produksi bisa kami tekan,” tambah Anugrah.
Sementara itu, untuk menarik konsumen dan mempermudah proses pembayaran pihaknya juga kerjasama dengan dua bank besar yakni Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menyediakan KPR untuk konsumen. Kedua bank tersebut menawarkan KPR dengan bunga ringan yakni 8,8 persen fixed 10 tahun (Bank Mandiri).
“Dengan KPR murah, pekerja di Surabaya dengan pendapatan Rp 6-7 juta sudah bisa memiliki rumah. Kami juga memberikan banyak subsidi seperti free bphtb, ppn, tandon, taman dan pdam serta biaya KPR,” tandas Anugerah.
Sementara itu, Irawan principal Ray White CitraLand menambahkan, saat ini pasar lagi menunggu karena sejak adanya pandemi banyak calon pembeli yang menahan diri. Setelah ada pelonggaran, calon konsumen banyak yang mencari rumah.
Mereka umumnya adalah pembeli end user terutama dari kalangan milenial dan pasangan muda. Mereka mencari hunian yang pas dengan budgetnya yakni yang harganya berkisar Rp 500-80—an juta. Dengan harga segitu mereka punya kemampuan untuk mencicil lewat KPR.
“Animo masyarakat cukup besar. Kami sudah ada mapping. Kami akan kerahkan semua jaringan agen property di Surabaya. Kami optimis dalam 1 bulan semua sudah sold out,” ujar Irawan.
Pimpinan Cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) Dharmahusada, Nurul Imansyah mengatakan, pihaknya akan mensuport developer yang melakukan kerjasama dengan BSI dengan mempermudah proses KPRnya. Dia menilai, dengan harga Rp 500-an juta potensi market yang bisa dibidik cukup besar.
“Saat ini pertumbuhan KPR di BSI cukup bagus. Month to date dan year on year juga bagus growthnya. Kami ada banyak program KPR menarik dengan tenor hingga 30 tahun,” kata Nurul Imansyah. (ris)