Surabaya, BisnisJatim.Id – PT Siantar Top Tbk – produsen makanan ringan (snack) memprediksi tahun 2023 penjualannya akan mengalami penurunan sekitar 3 persen dibanding tahun lalu. Hal ini karena kondisi ekonomi melambat baik di pasar domestic maupun global sehingga daya beli menurun.
Menurut Armin, Direktur Utama PT Siantar Top Tbk, sebenarnya tahun ini jauh lebih bagus dibanding tahun 2022 lalu. Saat itu, kondisinya sangat berat. Sebab harga bahan baku melonjak tajam akibat kelangkaan shipment. Sehingga pihaknya terpaksa melakukan adjustment harga.
Memasuki tahun 2023, kondisinya sudah mulai normal kembali. Kelangkaan shipment tidak terjadi sehingga harga bahan baku juga normal kembali. Terbukti hingga September 2023 penjualan emiten berkode STTP ini sebesar Rp 3,62 triliun tumbuh 1,34 persen dari tahun lalu periode yang sama senilai Rp 3,57 triliun.
Bahkan perolehan laba bersih Perseroan naik fantastis. Hingga 30 September 2023, emiten asal Sidoarjo Jatim ini membukukan laba bersih Rp 686 miliar atau naik 63,49 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 266 miliar.
Namun memasuki kuartal ke 4 (Q4) tahun 2023, kondisi pasar mulai lesu. Penjualan sepi baik di pasar domestic maupun global. Daya beli masyarakat juga menurun. Hal ini akibat tekanan ekonomi di dalam dan luar negeri yang masih belemu menentu.
“Nggak tahu uangnya kemana saja. Pasar terasa sepi. Dan itu terjadi di semua sektor ekonomi. Karena itu, kami predisksi sampai akhir tahun nanti penjualan akan turun 3 persen,” kata Armin, saat public exspose, Jumat (15/12).
Bagaimana prospek tahun depan, Suwanto, Direktur STTP menambahkan, meskipun ada momen Pemilu, pihaknya tetap optimis tahun depan kondisi pasar akan membaik. Untuk itu pihaknya akan memperkuat jaringan distribusi di pasar domestik dan global. Agar semakin cepat menjangkau customer.
Pihaknya juga akan memperkuat pasar ekspor . Selama ini produk STTP telah beredar luas di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Namun kedepan pihaknya akan memperluas jaringan di Kanada dan sekitarnya. Bahkan juga rencana masuk ke pasar Amerika.
“Produk kami sudah beredar luas di Korea Selatan. Bahkan beberapa kali masuk Drakor. Tahun depan pasar ekspor akan kami perluas sehingga kontribusi ekspor yang saat ini 16 persen dari total penjualan, tahun depan bisa naik lagi. Kami optimis tahun depan tumbuh double digit,” kata Suwanto.
Terkiat belanja modal, Armin mengatakan, tahun ini akan menggunakan belanja modal (Capex) Rp 50 miliar dari Rp 500 miliar yang disiapkan. Sisa dana belanja modal akan digunakan untuk tahun 2024.Selain memperkuat produksi dan jalur distribusi juga untuk rencana bangun pabrik di luar negeri.
“Tahun 2024 kami siapkan Capex 500-550 miliar. Selain untuk devdien juga untuk membangun pabrik di luar negeri. Tapi belum bisa kami jelaskan sekarang . Nanti saja,” tutup Armin. BJ3