Ciputra Hospital Surabaya Lakukan Operasi Microvascular Decompression Secara Live

Surabaya, BisnisJatim.Id – Mengenal sedikit mengenai diagnose pada tindakan operasi kali ini yaitu Hemifascial spasme dimana ada gangguan neuromuskuler yang ditandai separuh wajah merot. Kedutan di bagian mata hingga pipi yang menarik wajah hingga sulit di kontrol.Penyebab utamanya sering kali terkait dengan tekanan pembuluh darah pada saraf wajah (nervus fasialis) saraf no 7.

Menurut dr. Agus Chairul A, Sp.BS(K), ahli bedah saraf CiHos, menjelaskan, Microvascular Decompression (MVD) merupakan metode pembedahan yang bertujuan untuk memisahkan pembuluh darah dari saraf menggunakan bantalan khusus, sehingga dapat mengembalikan fungsi saraf wajah yang normal.

Lluka sayatan operasi hanya kurang lebih 1-2 cm, operasi rata2 berlangsung 1-1,5 jam dan operasi ini sudah dikembangkan lebih dari 20 tahun bahkan lebih dari 2000 pasien melakukan operasi. Pasca operasi 2 hari setelahnya pasien bisa pulang dari RS, operasi ini sangat aman 98 persen berhasil.

Tim dokter yang akan mengerjakan Live Surgery Microvascular Decompression antara lain dr. M. Sofyanto, Sp.BS, dr. Agus Chairul A, Sp.BS(K) dan dr. Gigih Pramono, Sp.BS.

“Dengan teknologi live surgery, keluarga bisa terhubung dan menyaksikan bagaimana jalannya operasi yang dilakukan serta adanya komunikasi dua arah antara keluarga pasien dan dokter yang menjadi operator operasi,” kata dr Agus, saat  operasi MVD secara live, Rabu (4/9).

LIVE SURGERY: dr. Agus Chairul Anam (ACA) menjelaskan proses operasi MVD secara live pada pasien penderita Hemifascial Spasme atau wajah kedutan di Ciputra Hospital Surabaya. (Foto.Ist)

Dijelaskan, penyakit ini terjadi disebabkan adanya tekanan pada pembuluh darah pada saraf wajah (nervus fasialis) atau saraf no.7. Pembuluh darah dan saraf wajah no 7 yang harusnya terpisah, namun pada kasus seperti ini justru menempel (dempet). Sehingga kedutan terus dan harus dipisahkan.

Tindakan live Surgery Microvascular Decompression (MVD) ini harus dilakukan dengan hati-hati. Sebab, batang tengkorak bagian bawah telinga harus dilubangi sekitar 1-2 cm. Kemudian dimasukan alat untuk mendeteksi secara tepat posisi saraf no.7 dan pembuluh darah yang menempel.  Dan selanjutnya dipisahkan dengan cara dimasukan semacam bantalan atau serabut teflon.

“Karena itu, tindakan operasi ini harus didukung dengan mikroskop yang canggih. Kebetulan di Ciputra Hospital sudah memiliki microscope seri terbaru. Hal itu sangat memudahkan operasi. Sebab, posisi pembuluh darah dan saraf no.7 yang menempel diketahui dengan tepat,” tambahnya.

Sementara itu, dr. Siska Sindhuatmadjaja, Direktur Operasional CiHos menambahkan, Ciputra Hospital Surabaya memiliki 4 layanan unggulan (Center of Excellence), yaitu Heart & Vascular, yang merupakan pusat pelayanan jantung dan pembuluh darah yang mencakup seluruh spektrum perawatan, mulai dari konsultasi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, hingga rehabilitasi.

Yang ke-2 yaitu Neuroscience, pusat layanan kesehatan untuk perawatan sistem saraf, meliputi otak, saraf tulang belakang, dan saraf tepi yang terdapat di seluruh bagian tubuh.

Yang ke-3 yaitu Oncology, pusat layanan kesehatan yang mencakup seluruh spektrum kanker, mulai dari deteksi dini (pemeriksaan Laboratorium, Radiologi, dan PET Scan) hingga perawatannya (Surgery, Chemotherapy, dan Radiotherapy).

Selain itu, Ciputra Hospital Surabaya juga bekerjasama dengan Singapore Medical Group (SMG), yaitu Ciputra SMG Curie Cancer Center untuk perawatan kanker.

Tidak ketinggalan, layanan khusus Women & Children, dengan menyediakan layanan perawatan ginekologi rutin, pelayanan kehamilan, persalinan, perawatan pasca melahirkan dan tumbuh kembang anak. Area Women & Children juga dilengkapi dengan akses khusus untuk Ibu Hamil dan anak sehat.

“Ini operasi MVD pertama dan secara live. Masih ada 15 pasien lagi yang siap dioperasi untuk kasus yang sama. Kebetulan kami memiliki alat yang modern dan canggih untuk mendukung Tindakan operasi. Kami siap memberikan pelayanan Kesehatan terbaik pada semua pasien,” kata dr. Siska Sindhuatmadjaja. BJ1