Bersinergi dengan Toppan Gravity, JTPE Perluas Pasar Ekspor

Dari Kanan ke Kiri: Yeo Chee Tong (Direktur Toppan Gravity Ltd, Yongky Wijaya (Komisaris Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk), Oei, Allan Wibisono (Direktur Utama PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk) dan Antoine Tanguy (Toppan Group) pada acara ‘Shareholder Gathering’ di Sidoarjo, Sabtu (4/5).

SURABAYA-PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) menyambut positif masuknya perusahaan percetakan sekuriti asal Jepang Toppan Gravity Ltd sebagai salah satu pemegang saham perseroan.

Direkur Utama JTPE, Oei Allan Wibisino mengatakan Toppan Gravity memiliki bisnis inti yang sama di divisi percetakan sekuriti. Dengan kesamaan bisnis itu, sinergi dengan pemegang saham baru itu akan meningkatkan kinerja JTPE. “Masuknya Toppan Gravity selaku pemegang saham baru perseroan akan membuka peluang pasar ekspor yang lebih besar terutama di Asia, Afrika dan Eropa,” katanya saat acara ‘Shareholder Gathering’ di Sidoarjo, Sabtu (4/5).

Dia menjelaskan Toppan Gravity adalah salah satu perusahaan percetakan sekuriti terbesar di Asia yang mempunyai pengalaman global di pasar percetakan securiti dan akan melakukan ekspansi ke beberapa negara termasuk ke Indonesia, Timur Tengah dan Asia. Sinergi ini akan memberikan Toppan Gravity produk berkualitas dengan harga yang kompetitif. “Begitu pula kolaborasi ini juga  akan memperluas pasar eskpor perseroan,” ungkapnya.

Oei mengutarakan Toppan Leefung Pte Ltd melalui Toppan Gravity Ltd telah melakukan pembelian saham perseroan pada 25 April 2019 melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Adapun Toppan Leefung Pte Ltd merupakan anak perusahaan dari Toppan Printing Jepang, salah satu perusahaan percetakan terbesar di Jepang dengan divisi security printing yang telah dikenal akan kualitas dan teknologinya. Kolaborasi ini pun diyakini akan memberikan keuntungan kepada perseroan. “Tak hanya memperluas pasar ekspor, tapi juga adanya transfer teknologi dan management skill yang akan memberikan value added bagi perseroan,” bebernya.

Oei menegaskan bahwa kolaborasi dengan Toppan Gravity memang memberikan peluang pasar ekspor bagi perseroan yang lebih besar. Namun demikian, dibalik itu juga ada tantangan yang jauh akan lebih besar karena tuntutan pasar global juga akan lebih besar pula. Untuk itu dibutuhkan perubahan secara internal. “Dan kita sudah siap dengan perubahan itu dan kita percaya perubahan itu akan menjadikan kita lebih bagus,” tandasnya.

Komisaris Utama Jasuindo Tiga Perkasa, Yongky Wijaya menambahkan masuknya Toppan Gravity sebagai pemegang saham baru perseroan merupakan sinergi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Perseroan mempunyai peluang tumbuh tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri karena mempunyai daya saing yang kuat dan itu sudah dibuktikan dengan penjualan ekspor yang setiap tahun tumbuh di kisaran 10-15 persen. Namun, untuk memperkuat pasar eskpor, perseroan membutuhkan partner yang sudah mempunyai pengalaman dan Topan Gravity dianggapnya memenuhi kriteria itu karena sudah merambah 18 negara.

“Dalam kerja sama ini, Topan butuh kita karena di Jepang dengan cost production yang setiap tahun naik dia nggak bisa jual terlalu mahal dan harganya tidak kompetitif lagi sehingga dia butuh akses ke nagara yang punya cost production yang bisa membuat produk kompetitif. Sedang kita butuh itu sebagai peluang. Jadi ini kerja sama simbiosis mutualisme,” katanya.

Menurut Yongky, kerja sama dengan Topan memberi peluang yang lebih besar untuk pasar ekspor seperti beberapa negara Asia, Afrika dan Eropa. Perluasan pasar ekspor itu diyakni akan mendongkrak pertumbuhan ekspor sekitar 10-20 persen. “Kedepan, pertumbuhan itu juga akan meningkatkan komposisi penjualan ekspor yang sekarang 10 persen menjadi 50 persen. Jadi harapan kami komposisi penjualan ekspor dan lokal nantinya 50:50,” katanya.

Yongky menyatakan masuknya Toppan Gravity juga bisa mendukung pertumbuhan kapasitas yang terus dikejar oleh perseroan seiring tumbuhnya pasar percetakan sekuriti di pasar lokal. Dengan penguasaan pasar di dalam negeri sekitar 40-50 persen, perseroan tahun ini menggenjot pertumbuhan kapasitas hingga 20 persen dan mengalokasikan anggaran dalam capex sekitar Rp Rp 60-70 miliar. “Peluang tumbuh di bisnis sekuriti ini sangat besar, apalagi pemerntah memberikan kesempatan dan secara komersial banyak pabrik yang men-scure produknya agar tidak ditiru. Dengan peluang ini, kita tahun ini menargetkan pertumbuhan 10 persen,” papar Yongky.

Sementara itu, Direktur Toppan Gravity Ltd, Yeo Chee Tong mengatakan Toppan Gravity melihat perusahaannya yang juga menguasai pasar sekuriti di China, India dan Amerika melihat Indonesia memiliki prospek yang bagus kedepan dan itu menjadi alasannya untuk berinvestasi di Indoensia. Memilih Jasuindo karena perusahaan ini dinilainya memiliki kredibilitas yang sangat baik sebagai salah perusahaan percetakan sekuriti di Indonesia serta komiten dalam mengembangkan pasar ekspor. “Dengan adanya kerjaama ini kami meyakini Jasuindo dapat menyediakan produk security printing berkualitas tinggi dengan harga pasar yang kompetitif bagi kebutuhan Toppan Group,” katanya.

Sekedar diketahui, transaksi pembelian saham JTPE oleh Toppan Gravity tersebut sempat meramaikan perdagangan bursa pada Kamis (25/4) lalu. Selain transaksi yang tidak biasa di pasar negosiasi yang mencapai Rp 256,95 miliar dan juga tercatat sebagai emiten yang paling banyak dibeli oleh asing (net buy) pada perdagangan bursa pada hari itu.

Dalam transaksi tersebut, sebanyak 342,6 juta unit saham JTPE ditransaksikan pada harga Rp 750/saham, 8,54 persen lebih rendah dibanding harga saham perusahaan yang berada di level Rp 820/saham.

Pada penutupan perdagangan sore hari, saham JTPE naik 1,23 persen di level Rp 820/saham, sementara total jual bersih asing (net sell) di pasar reguler mencapai Rp 937 miliar. Jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 20 persen dari total saham terdaftar 1,71 miliar unit saham.

Sepanjang tahun 2018, JTPE mencatat laba sebesar Rp 112,25 miliar atau naik 44,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 yang hanya mencapai sebesar Rp 77,54 miliar.(RD)