Surabaya, BisnisJatim.Id – Pasca diakuisisi Kasikorn Bank (KBank) Thailand, Bank Maspion Tbk terus melakukan langkah strategis. Selain memindahkan kantor pusat operasional ke Pakuwon Tower, emiten dengan kode perdagangan BMAS ini juga akan mengoptimalkan mobile banking. Diharapkan tahun 2027 BMAS jadi 20 bank terbesar di Idonesia.
Kasemsri Charoensiddhi, President Director Bank Maspion mengatakan, pihaknya sangat optimis bisa meningkatkan kinerja kedepan. Sebab itu berbagai langkah stretegis terus dilakukan. Diantaranya memindahkan kantor pusat dari Jl. Basuki Rahmat ke Pakuwon Tower.
“Pemindahan Kantor Pusat Bank Maspion ini merupakan momentum penting dalam mewujudkan visi dan misi Bank Maspion untuk menjadi 20 bank besar di Indonesia dan bank terbesar di Jawa Timur pada 2027,” kata Kasemsri yang didampingi Theresia Endah Winarni, Business Director dan Iis Herijati, Operational Director, Kamis (28/3).
Pakuwon Tower selain dikenal sebagai perkantoran berkelas di Surabaya, juga aksesnya sangat mudah. Selain itu juga berada di kawasan bisnis terkenal lengkap dengan Tunjungan Plaza-nya.
Hal ini sejalan dengan visi Bank Maspion yang selain tetap menyasar segmen korporasi sebagai market utama, juga mengembangkan ke segmen UMKM dan retail. Sehingga branding yang dilakukan di mall terutama terkait digital banking akan sangat mudah.
“Sekarang sudah banyak retail di TP yang menggunakan QRIS Bank Maspion. Ini juga bagian dari strategi untuk memperkenalkan Bank Maspion sebagai bagian dari KBank Group,” tambahnya.
Soal kinerja tahun 2024, dia sangat yakin bisa meningkat signifikan. Hal ini terlihat dari pencapaian di tahun 2023 dimana jumlah pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 13,2 triliun, naik 50,7 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun 2022 sebesar Rp8,8 triliun.
“Pertumbuhan jumlah pinjaman tersebut disebabkan adanya peningkatan penyaluran pinjaman di beberapa sektor seperti korporasi, komersil, dan UMKM & retail,” tambah Kasemsri.
Tahun 2024, pihaknya menargetkan menyalurkan pinjaman senilai Rp 19,5 triliun, naik 48 persen dibandingkan dengan tahun 2023. Sektor korporasi masih mendominasi sebesar Rp 8,5 triliun (44 persen), sektor komersil Rp 9 triliun (46 persen) dan sektor retail sebesar Rp 2 triliun (10 persen).
Sementara dana pihak ketiga (DPK), tahun 2023 Bank Maspion berhasil membukukan total DPK sebesar Rp 11 triliun, naik 1 persen dari Rp 10,9 triliun di tahun 2022.
“Tahun 2024, kami targetkan DPK tumbuh 80 persen senilai Rp 19,8 triliun, Komposisinya Current Account senilai Rp 2,2 triliun (11 persen), Saving Account senilai Rp 1,5 triliun (8 persen), dan Term Deposit senilai Rp16,1 triliun (81 persen),” tuturnya.
Bukan hanya itu, Bank Maspion juga mulai agresif menyasar transaksi digital. Hasilnya cukup menggembirakan. Tahun 2023, transaksi QRIS Bank Maspion mencapai Rp 24 miliar dengan menggandeng lebih dari 4.300 merchant.
Sementara dana pihak ketiga (DPK), tahun 2023 Bank Maspion berhasil membukukan total DPK sebesar Rp 11 triliun, naik 1 persen dari Rp 10,9 triliun di tahun 2022.
“Tahun 2024, kami targetkan DPK tumbuh 80 persen senilai Rp 19,8 triliun, Komposisinya Current Account senilai Rp 2,2 triliun (11 persen), Saving Account senilai Rp 1,5 triliun (8 persen), dan Term Deposit senilai Rp16,1 triliun (81 persen),” tuturnya.
Bukan hanya itu, Bank Maspion juga mulai agresif menyasar transaksi digital. Hasilnya cukup menggembirakan. Tahun 2023, transaksi QRIS Bank Maspion mencapai Rp 24 miliar dengan menggandeng lebih dari 4.300 merchant.
Menyadari potensi peningkatan transaksi digital, tahun 2024 Bank Maspion menargetkan untuk dapat bekerja sama dengan lebih dari 7.900 merchant dan menjangkau total minimal 12.500 merchant dengan target nilai transaksi sebesar Rp150 miliar.
Sebab itu, saat ini kami mempersiapkan peluncuran aplikasi Mobile Banking baru yang ditargetkan akan dilakukan pada kuartal kedua 2024,” tutup Kasemsri. BJ1