HeadlinePropertiResidensial

Bagaimana Pasar Properti di Jakarta Setelah Ibu Kota Indonesia Transisi ke Nusantara

×

Bagaimana Pasar Properti di Jakarta Setelah Ibu Kota Indonesia Transisi ke Nusantara

Sebarkan artikel ini

Jakarta, BisnisJatim.Id –  Banyak pertanyaan muncul mengenai bagaimana masa depan Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara. Wajar jika muncul kekhawatiran terutama mengenai kelangsungan aktivitas bisnis di dalam kota Jakarta, mengingat posisinya sebagai pusat ekonomi terbesar di Indonesia.

Ferry Salanto, Head of Research mengatakan, dalam konteks relokasi ibu kota Indonesia ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Jakarta diproyeksikan menjadi lebih layak huni dengan berkurangnya kemacetan lalu lintas, yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap meningkatkan nilai properti di berbagai area.

“Pengosongan gedung-gedung pemerintah di lokasi strategis dapat menciptakan peluang baru untuk pengembangan komersial di dalam kota,” ujar Ferry, Kamis (12/12).

Berdasarkan penelitian Colliers, Jakarta, dengan infrastruktur yang berkembang pesat dan sejarah ekonomi yang kuat, tetap menjadi magnet investasi bagi pelaku bisnis domestik dan internasional. Sebagai kota terbesar dan pusat ekonomi nasional, Jakarta memainkan peran penting melalui sektor perdagangan, informasi dan komunikasi, industri, dan keuangan.

Konversi Kantor Menjadi Tempat Tinggal

Sektor perkantoran komersial di Jakarta sedang menghadapi kelebihan pasokan, dengan 2,43 juta meter persegi ruang kosong, sehinggamemperketat persaingan dan menyulitkan gedung-gedung lama untuk menarik penyewa.

Dalam konteks ini, mengubah kantor lama pemerintah menjadi unit hunian tampaknya bisa menjadi pilihan yang paling realistis dan strategis.

Konversi Gedung Pemerintah untuk Perhotelan

Seiring dengan kosongnya gedung-gedung pemerintah di Jakarta, salah satu opsi adalah dengan mengubahnya menjadi hotel. Tidak semua gedung sesuai untuk diubah menjadi hotel bisnis besar. Struktur yang lebih kecil dan unik mungkin lebih cocok untuk diubah menjadi hotel butik dengan kapasitas sekitar 60 kamar.

“Meskipun Jakarta saat ini dikenal sebagai pusat bisnis, kota ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata,” tutupnya. BJ1