Surabaya, BisnisJatim.Id – Pasar properti selama semester I/2025 mengalami penurunan signifikan baik primary market maupun secondary market. Hal ini karena daya beli menurun akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi. Kendati begitu, di semester II/2025 diharapkan bisa tumbuh lagi.
Dewan Penasehat DPD AREBI Jatim, Rudy Sutanto, mengatakan, di semester I/2025 pasar property mengalami penurunan cukup signifikan. Untuk primary market turun sekitar 30 persen. Sedangkan untuk secondary market turun 25 persen.
Namun, untuk transaksi sewa properti justru mengalami peningkatan cukup signifikan. Dan itu terjadi dihampir semua jenis properti baik hunian maupun komersial. Banyak kalangan muda yang menyewa rumah atau apartemen sebelum memiliki kemampuan membeli unit rumah.
Demikian juga pengusaha muda yang memulai usaha juga banyak yang mencari tempat yang strategis untuk membuka usahanya. Namun ada juga pengusaha yang sudah sukses membutuhkan ruang untuk pengembangan bisnisnya.
“Yang paling banyak disewa diantaranya adalah rumah, apartemen dan ruko untuk bisnis pemula maupun yang ingin mengembangkan bisnisnya. Kondisi ini terjadi sejak awal 2024 hingga sekarang. Ini cukup fair dalam kondisi sekarang,” ujar Rudy, Minggu (29/6).
Bagaimana prospek properti di semester II/2025, dia yakin pasar properti akan kembali membaik. Hal ini disebabkan geo-politik dan tarif dagang dari AS mulai mereda. Sehingga akan berdampak pada Indonesia. Akan banyak order dari negara lain yang dialihkan ke Indonesia karena terkena tarif lebih tinggi dari AS.
Hal ini tentu akan kembali menggerakan sektor manufaktur yang sempat terpuruk akibat terkena dampak kebijakan tarif dagang AS dan kondisi global yang belum stabil. Dan imbasnya tentu akan kembali meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar properti akan kembali bertumbuh.
“Dengan begitu, diharapkan aneka jenis properti seperti pabrik, pergudangan dan industri banyak transaksi jual beli atau sewa jangka panjang. Demikian juga rumah terutama di primary market akan terimbas terutama rentang harga antara Rp 750 juta – 1,5 miliar yang paling banyak dicari konsumen,” ujar Rudi yang juga Principal Java Property CitraLand Surabaya.
Bukan hanya itu, mantan Ketua DPD AREBI Jatim ini begitu yakin pasar skunder properti juga diprediksi masih sangat menarik di semester II/2025. Karena harga bisa di bawah price list developer dengan kondisi yang sama baik dari segi luasan maupun bangunannya.
Untuk kelas menengah atas, unit harga yang paling banyak diincar dikisaran harga Rp 1 – 2 miliar. Sedangkan untuk kelas menengah bawah, kisaran harga Rp 600 – 900 juta, satu lantai. Tapi market yang cukup sexy ada di range harga Rp 2 – 5 miliar.
“Situasinya memang masih challenging. Namu kami optimis di semester II/2025 pasar akan lebih baik. Apalagi, bank juga makin aktif memberikan kemudahan KPR, sehingga makin menarik bagi konsumen terutama segmen muda. Namun saat ini bank memang lebih prudent dalam penyaluran KPR disemua segmen,” tutup Rudi yang suka humoris ini. BJ1