Surabaya, BisnisJatim.Id – Meskipun kondisi ekonomi masih melambat, namun perdagangan retail di Mall masih bagus. Diharapkan tahun ini ada pertumbuhan 5-7 persen. Hal itu disampaikan Ketua Umum APPBI (Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia) Jatim, Sutandi Purnomosidi.
Menurut Sutandi, sejak Agustus, September dan Oktober memang mengalami penurunan. Dan itu siklus tahunan setelah libur sekolah. Bahkan imbas demo besar yanag terjadi pada Agustus 2025 lalu, membuat beberapa investor asing menunda masuk.
“Setelah kejadian itu, banyak investor dari China yang menunda (postpone). Padahal jumlahnya lumayan banyak dan space yang diambil cukup besar. Satu tenant bisa sampai 2.000 m2. Kami yakin kondisi segera membaik setelah adanya berbagai kebijakan pemerintah termasuk dari Menkeu Purbaya,” kata Sutandi, Kamis (13/11).

Dia mengaku, secara umum, kondisi mal masih tetap bagus. Terbukti okupansi semua mall dibawah Pakuwon Group masih 96 persen. Bahkan di Tunjungan Plaza, beberapa tenant harus antri untuk bisa masuk.
Di Pakuwon Mall Jogjakarta dan Pakuwon Mall Solo juga trafficnya naik double digit. Waktu di takeover, posisi Pakuwon Mall Solo masih di urutan ke-4. Namun saat ini sudah masuk di no 2 dibawah Solo Paragon Mall.
“Sementara Pakuwon Mall Jogja meskipun tumbuh single digit, namun penjualan grup MAP di Jogjakarta dan Jateng, di Pakuwon Mall yang terbesar,” ujar Direktur Pakuwon Group ini.
Dia mengaku, tahun ini ada beberapa brand baru yang akan masuk ke Pakuwon Mall Surabaya diantaranya adalah Suko dan beberapa brand besar lainnya. Hal ini akan menggantikan Matahari Dept Store yang sudah tutup di Pakuwon Mall Surabaya.
“Hingga September penjualan retail masih turun, Fashion turun single digit. Sementara F&B turun 15 persen. Normalnya turunya 10 persen. Tapi kami yakin dengan adanya kebijakan pemerintah, kami yakin sampai akhir tahun 2025 masih ada pertumbuhan. Minimal single digit,” ujarnya. BJ3







