PROBOLINGGO-Masyarakat Probolinggo kini dapat menikmati gas bumi di rumahnya, setelah Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar meresmikan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (5/3).
Sebanyak 5.088 sambungan rumah (SR) dibangun Pemerintah dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018. Hadir pula dalam peresmian ini, Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur Migas, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Adhi Wibowo, Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin dan Direktur Komersial PT PGN (Persero) Tbk Danny Praditya.
Program pembangunan jargas merupakan salah satu program yang mendukung diversifikasi energi dan dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi gas bumi melalui pipa bagi sektor rumah tangga. Dengan menggunakan dana APBN, pengoperasian dan pengembangan jargas ditugaskan kepada BUMN. Untuk jargas Probolinggo, pengoperasiannya dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Jargas Probolinggo dibangun di 4 kelurahan yaitu Kelurahan Wiroborang, Jati, Mangunharjo serta Mayangan. Pasokan gasnya berasal dari PT Husky CNOOC Madura Limited (HCML) dengan jumlah volume alokasi gas sebesar 0,2 mmscfd dimana pengaliran gas oleh HCML diperintahkan oleh SKK Migas.
“Pemerintah mengutamakan alokasi jargas untuk masyarakat dalam menyediakan bahan bakar untuk rumah tangga dan usaha kecil di mana alokasi gas domestik pada 2018 mencapai 61%,” ujar Sukandar.
Sebagai langkah pendorong dan memasyarakatkan pemanfaatan gas bumi untuk sektor rumah tangga, lanjut Sukandar, pemerintah juga mendukung konversi dengan melaksanakan pembangunan infrastruktur penyediaan dan pendistribusian gas bumi melalui pipa.
Pemanfaatan gas bumi melalui pipa untuk sektor rumah tangga, mendatangkan manfaat ekonomi cukup besar yaitu hingga Rp 90.000 per bulan.
Keuntungan lain menggunakan gas bumi adalah mengurangi emisi gas buang yang akan membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan. Gas bumi juga aman karena karena tekanan jargas lebih rendah dari tekanan LPG. Artinya, apabila ada kebocoran, gas langsung naik ke atas ke udara bebas.
“Pakai gas bumi juga tidak repot karena tersedia 24 jam. Ibu-ibu tidak perlu takut kehabisan bahan bakar jika sedang memasak,” kata Sukandar.
Lantaran jargas dibangun dengan dana APBN, Pemerintah mengharapkan agar Pemerintah Daerah dan masyarakat Kota Probolinggo ikut mengamankan serta memelihara infrastruktur jargas ini.
Dengan menggunakan dana APBN, hingga akhir tahun 2018 telah dilaksanakan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 325.773 SR di 16 Provinsi, 40 Kabupaten/Kota. Sementara untuk tahun 2019, rencananya jargas akan dibangun 78.216 SR di 18 lokasi.
Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan masyarakat Probolinggo sangat antusias dengan adanya jargas untuk rumah tangga. Bahkan, daftar tunggu untuk mendapatkan layanan jargas untuk rumah tangga sekarang telah mencapai 800 rumah tangga. “Untuk itu, kami telah mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM agar kembali mengalokasikan pembangunan 10 ribu jargas di Probolinggo tahun 2020. Ini untuk Kecamatan Kademangan, Kanigaran, Kedopok dan kecamatan wonoasih serta untuk satu kelurahan di kecamatan Mayangan yang belum tersentuh. Karena pasokannya juga masih tersedia,” katanya.(NR)