SURABAYA-Sejumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Surabaya ingin berkolaborasi dengan Tunaiku.
Ketertarikan mereka terhadap Tunaiku setelah Amar Bank memaparkan tentang layanan fintech itu untuk BPR dan BPRS di Surabaya dalam rangka berbagi pengalaman mengembangkan Fintech in House. Bank bepredikat sehat kategori aset di bawah R 2 triliun itu berbagi pengalaman mengembangkan Tunaiku, yang telah mengucurkan dana lebih dari Rp 1 triliun bagi masyarakat luas melalui produk aplikasi digital KTA, Tunaiku.
Dalam kesempatan itu, Presiden Direktur Amar Bank Tuk Yulianto menyatakan diskusi bersama BPR dan BPRS di Surabaya tersebut dimaksudkan untuk membantu BPR dan BPR Syariah mengembangkan berbagai pendekatan dan kolaborasi untuk mempercepat akselerasi inklusi keuangan dengan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan perbankan. “Keberhasilan Amar Bank melalui Tunaiku dalam menjangkau masyarakat yang membutuhkan pinjaman dengan kucuran dana mencapai lebih dari Rp 1 triliun, merupakan hasil kerja keras segenap karyawan dan juga prestasi dari strategi yang tepat,” kata Tuk Yulianto di Surabaya, Selasa (5/3).
Lebih lanjut, Yulianto menegaskan, bahwa aplikasi Tunaiku dari Amar Bank saat ini menjadi satu-satunya produk bank yang menawarkan layanan fintech (financial technology) untuk produk KTA digitalnya dengan cicilan yang ringan, dimana produk sejenis ini sebagian besar tidak berasal dari lembaga perbankan. “Sebagai lembaga intermediasi keuangan, Amar Bank tentu saja paham bagaimana melayani konsumen dan memberikan rasa aman ketika mengakses layanan keuangan dan layanan fintech yang kami miliki. Hal ini dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses layanan keuangan dengan mudah, cepat, aman, dan cicilan yang terjangkau. Tunaiku menawarkan kelebihan dari sebuah produk KTA digital, dimana peminjam tidak harus menjadi nasabah Amar Bank,” tegas Tuk Yulianto.
Sementara Direktur Utama BPR Syariah Bhakti Sumekar Novi Sujatmiko mengungkapkan, diskusi tentang layanan fintech oleh Amar Bank ini sangat menginspirasi peserta diskusi. “Dengan adanya kelebihan teknologi yang dimiliki oleh Tunaiku, salah satunya Artificial Intelligence (AI), kami dari BPRS ingin berkolaborasi bersama Tunaiku sehingga kami bisa menjadi channeling agent Tunaiku untuk wilayah kami dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas,” ungkap Novi.
Fintech di Indonesia memang sedang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Menurut laporan Statista tentang fintech yang diterbitkan pada Desember 2018, pasar yang paling besar adalah Digital Payments dengan total transaksi pada 2019 diperkirakan mencapai US$26,575 juta dan diperkirakan rata-rata pertumbuhan per tahunnya (CAGR 2019-2022) mencapai 11,9%,. Hasilnya, pada 2022 diperkirakan akan mencapai US$37,238 juta. Sedangkan untuk personal loan dan usaha mikro seperti Tunaiku, yang dalam laporan Statista masuk dalam kategori alternative lending akan mencapai total transaksi US$38 juta pada 2019. Dengan rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR 2019-2022) mencapai 13,0%, maka akan mencapai total transaksi US$54,2 juta pada 2022.
“Kami berkomitmen untuk terus memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan, apakah itu melalui KTA digital Tunaiku atau berbagai layanan keuangan lain yang dimiliki oleh Amar Bank. Dengan makin mudahnya akses keuangan bagi masyarakat luas akan membuat masyarakat lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan baik personal ataupun usaha dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka,” pungkas Tuk Yulianto.(RD)