Suparma Optimis Target Penjualan Rp 2,5 T Tahun 2021 akan Tercapai

Surabaya – Meskipun mash dibayangi pandemi Covid 19, namun PT Suparma Tbk tetap optimis tahun Ini target penjualan sebesar Rp 2,5 triliun akan tercapai dengan baik. Bahkan sangat mungkin pencapainny hingga akhir tahun nanti akan melebihi target.

Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk menjelaskan, optimisme tersebut karena kondisi market kertas semakin bagus sejak adanya pelonggaran PPKM di Indonesia. Sehinga ekonomi semakin tumbuh terutama di sektor hotel, restoran dan kafe. Bahkan sektor UMKM makanan dan minuman juga semakin bagus. Dampaknya konsumsi kertas juga akan meningkat.

Sebab itu, dia sangat yakin target penjualan tahun ini sebesar Rp 2,5 triliun akan tercapai dengan baik. Bahkan sangat mungkin bisa overtarget. Hal ini terlihat pada penjualan hingga 30 September 2021, yang sudah mencapai 1,9 triliun  naik 25 persen dari pencapaian tahun 2020 periode yang sama. Sedangkan laba periode berjalan mencapai Rp 188,1 miliar naik signifikan dibanding tahun lalu Rp 83,6 miliar.

“Pencapaian hingga 30 September 2021 tersebut setara dengan 77 persen dari target tahun ini,” kata Hendro Luhur saat public expose secara virtual, Kamis (18/111).

Dikatakan, kenaikan penjualan produk emiten berkode SPMA ini karena tahun ini kuantitas penjualan berbagai macam kertas mengalami peningkatan 6 persen dibanding tahun lalu pereiode yang sama. Selain itu, peningkatan tesebut juga didoring oleh kenaikan harga jual produk perseroan yang rata-rata naik 17,9 persen dari tahun lalu periode yang sama.

Hal itu, membuat  penjualannya teruis bergerak naik. Data terbaru, hingga 31 Oktober 2021, penjualan emiten yang berada di Surabaya ini sudah mencapai Rp 2,2 triliun atau setara dengan 88 persen dari target tahun ini.

“Bahkan pencapaian ini mashi lebih tinggi dibanding pencapain selama tahun 2020. Karena itu, kami sangat optimis target 2,5 triliun akan tercapai dengan baik. Kami sudah bisa melewati masa Krisi karen a pandemi,” tambahnya.

Terkait penambahan mesin produksi yang baru atau PM 10, pihaknya mengaku PM 10 akan mulai  boperasi pada Maret 2022. Hal itu akan membuat produk SPMA semakin banyak dan bervarian. Selain memproduksi kertas laminasi (kertas bungkus), mesnin PM 10 juga akan digunakan untuk memproduksi kerta hand towel dan MG.

Komposisi produksinya juga mengalami perubahan. Kalau semula PM 10 akan banyak dipakai untuk memproduksi kerta laminasi atau kertas bungkus, namun kini diubah. Yang paling banyak justru akan dipakai memproduksi kertas hand towel (49 persen), kertas bungkus 33 persen dan MG 18 persen

Beroperasinya PM 10 tahun depan akan membuat kapsitas terpasang perseroan juga meningkat. PM 10 akan memiliki kapasitas produksi 54.000 MT. Saat ini kapasitas terpasang 250.000 metric ton (MT). Sedangkan kapasitas terpakai 152.000 MT naik 4,4 persen dari periode yang sama tahun 2020 yakni 145.000 MT.

“Target tahun ini kapasitas terpakai mencapai 200.000 MT dengan utilisasi 82,3 persen naik 5,1 dan 4 persen dari tahun lalu. Kami optimis bisa mencapai. Sebab kami pernah mencapai utilisasi 95 persen,” ujarnya.

Dengan tambahan mesin baru PM 10, dia semakin optimis tahun 2022, penjualannya akan kembali tumbuh double digit meskipun kondisi market masih fluktuatif karena pandemic Covid 19.  Pihaknya belum bisa menjelaskan sekarang berapa besar target pertumbuhannya dan berapa besar capex yang akan dibelanjakan tahun 2022.

“Semuanya masih digodok. Nanti pertengahan Desember akan kami putuskan berapa target penjualan tahun depan dan berapa Capex yang akan kami belanjakan. Karena market masih fluktuatif akibat pandemic,” tandas Hendro Luhur. (ris)