Pengguna Gawai Berisiko Neuropati, Jatim Terbesar Ketiga di Indonesia

SURABAYA – Berdasarkan Survei Nasional Penetrasi Pengguna Internet tahun 2018, hampir 64,6% dari total 264,16 juta penduduk Indonesia atau sekitar 171,17 juta orang aktif menggunakan internet. Dari data tersebut, masyarakat Jawa Timur merupakan pengguna internet terbesar ke-3 di Indonesia dari total pengguna, yaitu sebesar 13,5% atau sekitar 22 juta orang. Sekitar 93,9% dari total pengguna internet, terhubung dengan internet melalui gawai. Secara umum, pengguna internet mengakses informasi lebih dari 8 jam setiap harinya. Penggunaan internet pada gawai berdurasi panjang dapat menyebabkan risiko kerusakan saraf tepi atau neuropati.

Wens Arpandy, Group Brand Manager, P&G Consumer Health Indonesia, mengatakan, saat ini teknologi berperan penting dalam menunjang aktivitas masyarakat, namun penggunaan dalam jangka waktu lama berisiko menyebabkan kerusakan saraf tepi.

“Dari Survey Nasional Penetrasi Pengguna Internet juga sejalan dengan Consumer’s Behaviour and Lifestyle Study yang mengatakan bahwa di Surabaya, 72,1% responden aktif menggunakan  gawai. Sekitar 23,8% merasakan gejala kerusakan saraf seperti kesemutan, kebas dan kram pada usia 26 – 30 tahun. Oleh karena itu, ancaman neuropati pada pengguna gawai semakin perlu diwaspadai sejak dini.” kata Wens Arpandy.

Menurut Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, gerakan atau kegiatan berulang umumnya menyebabkan beberapa gangguan, salah satunya gangguan saraf tepi akibat jeratan.  Salah satu contoh kegiatan berulang adalah mengetik, penggunanan mouse yang terus menerus, bermain game di komputer maupun gawai.

“ Bagian tubuh pengguna gawai yang berisiko terkena neuropati adalah bagian tangan, lengan terutama siku.  Pencegahan dan pengobatan dini neuropati sangat penting mengingat kerusakan saraf akan bersifat irreversible apabila kehilangan serabut saraf diatas 50%.” Ujar Dr. Manfaluthy Hakim.

Sementara itu, dr. Yoska Yasahardja – Medical & Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Health, mengatakan, pada Studi Klinis 2018 NENOIN (Penelitian Non-intervensi dengan vitamin neurotropik) membuktikan bahwa konsumsi kombinasi Vitamin Neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 secara rutin dan berkala dapat mengurangi gejala neuropati seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan rasa sakit secara signifikan hingga 62,9% dalam 3 bulan periode konsumsi. Vitamin neurotropik yang digunakan dalam studi ini adalah Neurobion Forte.

“ Neurobion memiliki 2 varian  yaitu Neurobion Forte dan Neurobion putih. Masyarakat dapat mengatasi kesemutan akibat neuropati karena kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, B12) dengan Neurobion Forte. Untuk gejala yang sudah lebih ringan dan pencegahan gejala Neuropati akibat kekurangan vitamin Neurotropik (B1, B6, B12) gunakan / minum Neurobion putih,” tambah dr. Yoska Yasahardja.

Wens Arpandy menambahkan, “Neurobion berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan dapat menjalani hidup berkualitas melalui kampanye terintegrasi solusi total. Solusi Total dari Neurobion terdiri dari produk vitamin neurotropik berkualitas yang terbukti klinis serta disesuaikan dengan tingkat gejala neuropati, deteksi dini di Neuropathy Check Point (NCP) dan senam kesehatan saraf Neuromove.” (ris)