Lewat UP Paiton 1-2, PJB Rengkuh PROPER Emas dari KLH

Unit Pembangkitan (UP) Paiton di Probolinggo, salah satu Unit Pembangkit yang dimiliki oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang mengelola PLTU berbahan bakar batu bara dengan kapasitas sebesar 800 MW.

JAKARTA-PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) kembali meraih penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), PROPER Emas, melalui Unit Pembangkitan Paiton 1,2. Penghargaan di tahun 2018 ini adalah yang kedua kalinya.

Sebelumnya, di tahun 2017 PJB telah merengkuh penghargaan ini dan menjadi Unit Pembangkitan pertama dan satu- satunya yang mendapatkan PROPER Emas di PLN Group.

Acara penganugerahan dilaksanakan di Jakarta, bertempat di Hotel Bidakara Grand Pancoran pada Kamis (27/12) malam.  Penyerahan piala PROPER Emas diserahkan langsung oleh Menteri KLHK, Siti Nurbaya kepada Direktur Operasi 1 PT PJB, Sugiyanto.

Sugiyanto mengatakan diraihnya PROPER Emas adalah perwujudan dari kesungguhan seluruh insan PJB dalam mengelola pembangkit yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan. “Ini menjadi istimewa mengingat PLTU Paiton 1-2 bukanlah pembangkit yang terbesar (kapasitas) dan tercanggih teknologinya. Walaupun sudah berumur, namun kami membuktikan bahwa kinerja lingkungan dan operasionalnya masih terbaik untuk saat ini,” katanya.

Mustofa Abdillah, General Manager PLTU Paiton 1-2 mengatakan setelah mendapatkan PROPER Emas untuk pertama kali di tahun 2017, pihaknya mengawali tahun 2018 dengan RENDAH HATI agar terhindar dari rasa percaya diri yang berlebihan.

RENDAH HATI itu tak lain adalah kependekan dari Rencanakan, Notifikasi, Dalami, Hasilkan, Hadapi dan selalu Terus menerus untuk Intropeksi (recheck). “Ini menjadi penting agar selalu terjaga komunikasi dan interaksi internal dan eksternal UP Paiton sehingga menjadi motivasi utama untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan/masyarakat,” kata Mustafa.

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Dalam Pengelolaan Lingkungan telah dikembangkan dan diterapkan oleh KLHK sejak tahun 1995 untuk mengukur kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Terdapat 5 kriteria PROPER, yaitu Hitam, Merah, Biru, Hijau, dan Emas. PROPER Emas merupakan peringkat terbaik dimana perusahaan telah menerapkan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh dan kontinyu, ditambah dengan Corporate Social Responsibilities (CSR) yang  dikelola dengan sangat baik.

PJB Unit Pembangkit (UP) Paiton adalah Pembangkit ListrikTenaga Uap (PLTU) dengan bahan bakar batubara.  PLTU Paiton 1-2 juga merupakan PLTU dengan tingkat gangguan 1.40% di tahun 2018, atau terbaik se-Jawa Bali. Dengan tingkat gangguan sekecil itu, PLTU Paiton 1-2 dianggap sebagai PLTU yang handal dalam operasional serta produsen listrik yang berkualitas.

Di samping itu, PLTU Paiton 1-2 telah berhasil menerapkan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh dan juga mengelola CSR melalui program- program yang terukur secara handal. Organic Integrated System (OIS+) dan Desa Wisata Binor Harmoni (Dewi Harmony) adalah dua program andalan CSR PJB yang didapuk sebagai ujung tombak dalam memberdayakan masyarakat sekitar untuk menambah nilai kebermanfaatan dari eksisteni Unit Pembangkit.

OIS+ sendiri merupakan program pertanian selaras alam dengan tujuan menciptakan kemandirian petani secara intelektual, managerial, dan material. Melalui OIS+, pupuk yang digunakan adalah pupuk organic dan pestisida nabati. PJB bersama masyarakat dan kelompok tani telah menerapkan system ini pada lahan seluas 40 Ha di tahun 2018. Selain itu 10 orang petani telah memiliki sertifikasi fasilitator pertanian organic dari Lembaga Sertfikasi Profesi (LSP) Pertanian Seloliman, Mojokerto.

Dewi Harmony adalah program CSR binaan PJB UP Paiton yang berfokus pada pemberdayaan nelayan, istri nelayan, dan ibu-ibu yang tergabung dalam Posyandu dan POKJA 3 PKK. Melalui program ini, perusahan, pemerintah Desa, dan berbagai kelompok masyarakat

berkolaborasi untuk menjaga laut dan memberikan nilai tambah atas potensi-potensi yang ada di Desa Binor. PJB telah memberikan bantuan perahu fiber sebanyak 28 unit dan pembuatan 200 rumah ikan (rumpon). Selain itu, juga telah ditanam 16.300 bibit mangrove dan mengintegrasikan daerah wisata tersebut melalui pembuatan pusat informasi wisata, pelatihan pemandu wisata, serta sertifikasi selam A-1.(RD)