KBI Sosialisasi Tentang Perdagangan Sistem Resi Gudang Pada Mahasiswa

Surabaya –  Untuk mengenalkan Sistem Resi Gudang pada kalangan milenial, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI menyelenggarakan Kuliah Umum tentang Sistem Resi Gudang di Perguruan tinggi. Kali ini giliran di kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kegiatan yang diikuti oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, merupakan bagian dari upaya KBI sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang melakukan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat dari instrument resi gudang kepada masyarakat.

Menurut Agung Rihayanto, Direktur PT Kliring Berjangka Indonesia(Persero) mengatakan, kegiatan edukasi kepada mahasiswa menjadi hal yang penting dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terkait resi gudang.

Para mahasiswa yang saat ini tengah menimba ilmu di perguruan tinggi, setelah lulus nanti akan menjadi pelaku ekonomi masyarakat.

“Untuk itu perlu pemahaman yang baik terkait Resi Gudang, sehingga mampu menjadi ujung tombak dalam memasyarakatkan serta meningkatkan pemanfaatan resi gudang di Indonesia” kata Agung Rihayanto, kamis (4/11)

Prof. Djoko Suhardjanto, M.Com, (Hons), Ph.D, Ak, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Solo mengatakan, pihaknya mengapresiasi apa yang dilakukan KBI dengan adanya Kuliah Umum ini. Materi Kuliah umum tentang Sistem Resi Gudang ini merupakan sesuatu hal yang baru bagi mahasiswa.

Sistem Resi Gudang merupakan terobosan yang diharapkan dapat membantu petani serta kelompok tani maupun usaha kecil dan menengah, yang selama ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses permodalan terutama melalui pinjaman kredit.

“Dengan mengikuti kuliah umum yang diselenggarakan KBI  ini, kami harapkan dapat membuka wacana bagi para mahasiswa. Sehingga nantinya dapat ikut memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia,” ujar Djoko Suhardjanto.

Sementara itu, Widiastuti, Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), yang turut hadir dalam kuliah umum ini mengatakan, Bappebti sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KBI dengan memberikan edukasi dan sosialisasi terkait Sistem Resi Gudang kepada para mahasiswa.

Hal ini  merupakan upaya bersama untuk mendorong keberhasilan Sistem resi Gudang. Selain sosialisasi sebagai bentuk penyampaian informasi dan edukasi, keberhasilan Resi Gudang dapat dirasakan apabila 5 faktor kunci keberhasilan dapat terpenuhi yaitu, Kordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah; Profesionalitas Pengelola Gudang; adanya Kelengkapan dan dukungan Lembaga, sarana prasarana serta infrastruktur; adanya akses hulu sampai dengan hilir  dan Pemilik komoditi yang mandiri.

“Kedepan Bappebti akan terus mengajak para pemangku kepentingan dalam ekosisitem resi gudang, untuk bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat resi gudang,”ungkap Widiastuti.

Sistem Resi Gudang sendiri merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaksi Resi Gudang. Sedangkan Resi Gudang, adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi Beras, Gabah, Jagung, Kopi, Kakao, Karet, Garam, Lada, Pala, Ikan, Bawang Merah, Rotan, Kopra, Teh, Rumput Laut, Gambir, Timah, Gula Putih Kristal, Kedelai serta Ayam Karkas Beku.

Data dari KBI, sampai dengan kuartal III tahun 2021, jumlah resi gudang yang telah diregistrasi mencapai 481 RG, dari 10 komoditas dengan total volume 9,932 juta Kg. Sedangkan dari sisi pembiayaan, sampai dengan kuartal III tahun 2021, tercatat pembiayaan resi gudang sebesar 215,1 miliar.

Agung Rihayanto menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan sistem resi gudang. Tantangannya adalah bagaimana memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat instrumen ini.

Selain edukasi kepada para petani dan pemilik komoditas, KBI juga melakukan sosialiasi dan edukasi kepada para mahasiswa melalui KBI E-ducentre dengan program KBI Goes to Campus. Rencananya, kedepan KBI akan terus menjalankan program ini ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

“Sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang kami akan terus mengajak semua pemangku kepentingan untuk turut serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Untuk itu, KBI melalui KBI E-ducentre tengah menyusun berbagai materi yang nantinya bisa dimanfaatkan  perguruan tinggi untuk dimasukkan dalam mata kuliah bagi mahasiswa, khususnya terkait Sistem Resi Gudang yang menjadi bagian dari pengetahuan tentang Supply Chain.

“Selain itu, KBI educentre juga akan membuka kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, untuk bersama-sama melakukan riset-riset dalam rangka pengembangan resi gudang”, ungkap Agung Rihayanto. (ris)