Harga Jual Meningkat, Suparma Optimis Tahun 2022 Penjualannya Tembus Rp 3,1 T

Surabaya – PT Suparma Tbk optimis tahun 2022 penjualannya akan tembus Rp 3,1 triliun. Selain didorong peningkatan harga jual kertas yang cukup signifikan, juga volume penjualan ikut meningkat. Hal ini imbas makin membaiknya ekonomi Indonesia.

Menurut Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk, optimisme tersebut karena trend penjualan terus meningkat tahun 2022. Hal ini terlihat dari hasil penjualan selama empat bulan pertama dimana emiten berkode SPMA ini berhasil menjual sebanyak 33,1 persen dari target tahun ini sebesar Rp 3,1 triliun.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 26,1 persen  dibandingkan tahun lalu periode yang sama. Hal ini disebabkan naiknya harga jual produk kertas 25,3 persen dan naiknya kuantitas penjualan produk kertas sebesar 0,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.

“Kami optimis target pertumbuhan penjualan tahun ini akan tercapai dengan baik. Karena trend pasarnya terus meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi Indonesia,” kata Hendro Luhur, usai RUPS dan RUPSLB, Senin (6/6).

Dikatakan Hendro, selama empat bulan 2022 penjualan kertas naik tipis 0,3 persen dari 67.951 MT menjadi 68.178 MT atau setara 27,2 persen dari target kuantitas penjualan produk kertas tahun 2022 sebesar 251.000 MT.

Sedangkan untuk hasil produksi kertas perseroan pada periode empat bulan tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen dari semula sebesar 71.029 MT menjadi 72.195 MT. Jumlah tersebut  setara dengan 28,9 persen dari target produksi kertas tahun 2022 sebesar 250.000 MT.

Sementara itu mulai beroperasinya Mesin Kertas No. 10 (“MK 10”) yang menelan investasi Rp 331,1 miliar semakin menambah optimisme perseroan. MK 10  memiliki kapasitas terpasang 55.000 MT sehingga total kapasitas terpasang naik  21,9 persen dari semula 250.900 MT menjadi 305.900 MT per tahun.

“MK 10 telah beroperasi secara komersial pada Maret 2022. Hingga akhir Mei 2022 MK 10 telah memproduksi Hand Towel dan Wrapping Kraft sebesar 3.817 MT dengan produksi harian tertinggi sebesar 103 MT,” tambah Hendro.

Bagaimana kinerja tahun 2021. Dia mengaku cukup bagus. Tahun lalu, penjualannya naik 29,9 persen dari tahun lalu menjadi Rp 2,79 triliun. Pertumbuhan penjualan disebabkan naiknya harga jual produk kertas tahun lalu sebesar 21,4 persen dibandingkan tahun 2020.

Sedangkan kuantitas penjualan produk kertas tahun 2021 mencapai 214,2 ribu MT atau naik 6,8 persen. Laba kotor perseroan naik 50 persen dari semula Rp 392,8 miliar menjadi Rp 598,2 miliar di tahun 2021, sehingga marjin laba kotor tahun 2021 mengkat 21.1 persen dari semula 18.3 persen tahun 20220

Meskipun laba  komprehensif tahun 2021 meningkat dua kali lipat dari tahun berjalan 2020 menjadi Rp  315,8 miliar, namun pihaknya tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Selain digunakan sebagai dana cadangan wajib Rp 20 miliar, sisa laba komprehensif Rp 295,8 miliar digunakan untuk memperkuat struktur permodalan, ekspansi usaha dan membeli mesin baru.

Namun begitu, perseroan tetap akan membagikan Saham Bonus kepada pemegang saham dengan perbandingan 100:13. Setiap pemegang 100 saham lama berhak memperoleh 13 saham baru dengan nilai nominal Rp 400 per lembar saham.

“Saham Bonus yang dibagikan merupakan kapitalisasi Tambahan Modal Disetor sebanyak-banyaknya Rp 145,1 miliar dengan jumlah Saham Bonus yang akan dibagikan sebanyak-banyaknya 362.860.315 lembar saham. Saham Bonus tersebut akan dibagikan pada 8 Juli 2022 nanti,” tandas Hendro Luhur. (ris)