Garap Kopi Arabica Premium Grade, Wapo Optimis Penjualan 2021 Naik 40 Persen

Surabaya – PT Wahana Pronatural Tbk terus berupaya meningkatkan kinerjanya ditengah tekanan pandemi Covid 19. Saat ini perusahaan trading melakukan ekspansi pasar dengan merambah kopi arabica  kelas premium (premium grade) .

Direktur Utama PT Wahana Pronatural Tbk, Artha Lovie Aprillailie, langkah ekspansi market kopi arabica premium grade dilakukan baru mulai tahun ini. Hal ini karena adanya permintaan dari buyer terutama dari negara-negara Eropa.

“Kami sudah melakukan penjajakan dengan buyer untuk  mengirim kopi arabica premium grade,” kata Artha Lovie di kantornya saat public expose, (25/8).

Menurut Artha, market biji kopi arabica memang tidak sebesar kopi robusta. Sehingga tidak banyak pemain yang masuk di pasar kopi arabica. Hal ini menjadi peluang yang harus dimanfaatkan. Sebab persaingannya juga tidak akan seketat pasar kopi robusta.

Sebab itu, pihaknya hanya menggarap market kopi arabica kelas premium. Selain markernya sudah jelas dan terbatas, namun marginnya buat perseroan lebih bisa dirasakan. Sebagai pembanding, saat ini harga kopi arabica kelas biasa sekitar Rp 18.000 per kilogram. Namun kelas premium sudah diatas Rp 20.000 per kilogramnya.

“Saat ini demand kopi arabica premium grade juga lagi naik terutama di Eropa. Hal ini imbas dari kekeringan yang panjang di Belgia. Buat kami ini peluang yang harus manfaatkan untuk meningkatkan kinerja perseroan tahun ini,” tambahnya.

Sebab itu, pihaknya akan memaksimalkan sisa waktu empat bulan tahun ini untuk menggenjot penjualannya. Dia yakin, setiap bulan emiten berkode Wapo ini akan mampu memasarkan kopi arabica dengan nilai Rp 25 miliar.

Sementara itu, kinerja perseroan tahun ini mengalami peningkatan lumayan bagus. Tebukti, hingga Juli 2021, pihaknya sudah berhasil meraih total transaksi sebesar Rp 215 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 89 persen pencapaian penjualan tahun 2020 yakni sebesar  Rp 227 miliar.

Dari jumlah tersebut komoditi kopi memberikan kontribusi terbesar yakni 83 persen dengan nilai Rp 188,2 miliar. Sisanya 17 persen sebesar Rp 39,1 miliar berasal dari perdagangan rumput laut. Semua perdagangan dilakukan dengan mitra kerjanya yakni para eksportir kopi dan rumput laut di Indonesia.

“Kami tidak langsung ekspor ke negara tujuan. Kami hanya menjual pada para eksportir. Merekalah yang berhubungan langsung dengan para buyer di luar negeri terutama di Eropa. Kami optimis target pertumbuhan 30-40 persen tahun ini akan tercapai dengan baik,” ujar Artha Lovie.

Selain kopi, komoditi rumput laut juga masih bagus. Bahkan, Wapo merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan Sistem Resi Gudang untuk komoditi rumput laut.  Sistem Resi Gudang cukup bagus dan bisa dikembangkan kedepan. Karena bisa menjaga kestabilan harga komoditi yang diperdagangkan.

Meskipun baru berjalan dua tahun, namun trend pemanfaatan Resi Gudang terus meningkat. Tahun lalu, pihaknya berhasil mentransaksikan rumput laut lewat Resi Gudang sebanyak 800 ton dengan nilai Rp 11 miliar. Tahun ini diharapkan bisa mencapai 1.000 ton rumput laut lewat Resi Gudang. Hingga Juli 2021 sudah 534.000 Kg dengan nilai Rp 8 miliar.

“Biasanya menjelang akhir tahun banyak petani yang menjual lewat Resi Gudang,” kata Artha Lovie.  (ris)